Mohon tunggu...
Budi Sutrisno
Budi Sutrisno Mohon Tunggu... Guru - Guru, Best Writer 2023, pemenang berbagai lomba menulis

Saya seorang guru di Jakarta. Memiliki hobi membaca dan menulis. Beberapa tulisan saya berupa puisi, cerpen, dan artikel telah memenangi sejumlah lomba menulis tingkat nasional.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Menata #UangKita: Transformasi Kebijakan Ekonomi Berkelanjutan melalui Inovasi Generasi Digital

22 Desember 2024   14:45 Diperbarui: 22 Desember 2024   14:46 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

          Gerak laju transformasi digital yang menggamit gerakan #UangKita—yang notabene menjadi simbol kesadaran kolektif generasi muda akan pentingnya pengelolaan keuangan yang lebih efisien dan berkelanjutan—telah menciptakan terobosan baru di sektor keuangan digital. Generasi muda ternyata mampu membentuk ekosistem ekonomi yang inovatif. Mereka membuktikan kemampuannya untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang inklusif dan inovatif dalam bentuk berbagai platform komunita digital. Implikasinya adalah sinergi antara inovasi digital dan kekuatan komunita yang telah menghasilkan transformasi kebijakan ekonomi berkelanjutan.

Transformasi Digital dalam Pengelolaan #UangKita

            Seiring dengan masuknya kita ke dalam era digital, paradigma pengelolaan keuangan pun mengalami perubahan secara fundamental. Popularitas gerakan viral #UangKita di berbagai platform media sosial, menggambarkan bangkitnya kesadaran generasi muda akan pentingnya literasi keuangan digital. Generasi digital yang membawa solusi inovatif dalam pengelolaan keuangan, menjadi kenyataan berkat investasi yang luar biasa di industri fintech dan berbagai perusahaan rintisan (startup)—mulai dari aplikasi akuntansi keuangan hingga platform investasi digital.

Peran Komunita dalam Transformasi Ekonomi Digital

            Tak pelak, komunita digital telah menjadi wadah strategis bagi generasi muda untuk mengadakan kolaborasi guna menciptakan inovasi. Komunita seperti Fintech Society (IFS) dan Asosiasi Blockchain Indonesia, misalnya, telah menjadi akselerator yang mendorong terjadinya terobosan di sektor keuangan digital. Komunita-komunita ini aktif mengedukasi dan memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan keuangan digital melalui gerakan #UangKita.

            Komunita fintech menjadi pelaku utama dalam memberikan masukan untuk mengevaluasi seberapa baik regulasi dapat dikembangkan. Hal ini dapat memberikan dorongan kuat bagi upaya inovasi di bidang keuangan digital. Sementara,  gerakan #UangKita merupakan wadah yang efektif untuk memperkenalkan kepada masyarakat perihal pentingnya mengambil perlindungan dalam keuangan.

            Dari sini, dapat dipahami bahwa peran komunita telah berkembang dengan pesat. Fungsi komunita tidak lagi berhenti pada pemberian edukasi, tetapi juga berusaha mencari solusi teknologi terhadap berbagai masalah keuangan yang mendera masyarakat. Tak hanya itu! Komunita juga ikut membantu dalam proses pemberdayaan pelaku UMKM untuk mengadopsi teknologi digital. Program ”UMKM Go Digital” dan ”Gerakan Nasional Non- Tunai”, misalnya, merupakan contoh konkret tentang bagaimana peran #UangKita dalam paradigma pemberdayaan ekonomi masyarakat.

            Perlu kita sadari, bahwa keberhasilan transformasi ekonomi digital itu terjadi berkat penguatan sinergi antara komunita digital, pemerintah, dan sektor swasta. Forum seperti Indonesia Fintech Summit dan Digital Economy Forum telah memberdayakan para stakeholder untuk berkolaborasi dalam mengatur regulasi yang mendukung inovasi digital. Komunita—melalui program mentoring dan pendampingan—telah membantu menciptakan lingkup ekosistem statup yang berkelanjutan. Sinergi adalah kata kuncinya.

            Selain itu, melalui komunita digital, program #UangKita telah berhasil menstimulasi peningkatan literasi keuangan masyarakat. Program-program seperti ”Desa Digital” dan ”Kampung UMKM Digital” merupakan bukti nyata tentang bagaimana sinergi antara komunita dan kebijakan publik dapat mendorong terjadinya transformasi ekonomi yang bersumber pada akar rumput.

                                                                                                                          

Tantangan Implementasi #UangKita

            Dalam upaya melakukan transformasi digital, terdapat beberapa tantangan yang signifikan. Masalah utama yang harus dihadapi adalah kesenjangan digital. Kesenjangan ini ditandai dengan belum adanya infrastruktur teknologi yang merata dan masih terbatasnya akses internet, terutama di daerah terpencil. Problem ini diperburuk oleh adanya disparitas literasi digital yang mencolok antargenerasi.

            Di samping itu, perhatian serius juga diperlukan untuk menghadapi aspek keamanan siber dalam implementasi #UangKita. Masih terdapat kerentanan dalam sistem pembayaran secara daring. Hal ini terlihat dari adanya kasus pencurian data dan berbagai bentuk penipuan digital. Masalah kian bertambah kompleks seiring dengan dinamika regulasi yang terus berubah. Situasi ini telah menciptakan tantangan dalam upaya mengharmoniskan kebijakan, baik di tingkat nasioal maupun global.

Peluang Upaya Pengembangan

           Meski harus menghadapi sejumlah tantangan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengoptimalkan transformasi digital. Dari segi demografis, kita memiliki populasi usia muda yang melek teknologi. Mereka ini menjadi kekuatan utama kita. Selain itu, penetrasi smartphone ke berbagai wilayah dan segmen masyarakat, serta semangat berbagi informasi—yang notabene merupakan budaya yang kuat dalam komunita digital—memberikan dukungan yang sangat besar kontribusinya.

            Bila kita lihat dari perspektif ekonomi, pertumbuhan pesat e-commerce telah membuka peluang bagi upaya pengembangan ekonomi digital. Hal ini makin didorong oleh besarnya potensi pasar fintech dan dukungan konsisten dari para investor dalam mengembangkan startup digital. Kemunculan teknologi canggih seperti blockchain, AI (kecerdasan buatan) untuk analisis keuangan, dan internet of things untuk mengintegrasikan sistem, makin membukakan peluang yang lebih luas untuk melakukan inovasi di sektor keuangan digital. Tentu saja, hal ini harus diimbangi dengan penerapan program pelatihan yang intensif dan berkelanjutan bagi sumber daya manusia yang mengoperasikannya. Secanggih apa pun perangkat teknologi yang kita gunakan, peran manusia tetap yang paling penting.

Kesimpulan

            Tak dapat dimungkiri, upaya transformasi kebijakan ekonomi berkelanjutan melalui inovasi generasi digital itu memerlukan sinergi dan komitmen yang kuat. Sinergi dan komitmen antara komunita, pemerintah, dan sektor swasta. Gerakan #UangKita bukanlah sekadar gerakan yang menjadi tren di media sosial, melainkan juga berfungsi sebagai katalisator perubahan dalam menciptakan ekosistem ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.

            Penulis percaya, jika kita melakukan penguatan peran komunita yang dibarengi dengan implementasi kebijakan yang tepat, Indonesia akan melangkah mantap menuju visi ekonomi digital yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Rekomendasi

            Berdasarkan fakta dan analisis dari apa yang penulis paparkan dalam tuliskan di atas, izinkan penulis memberikan sejumlah rekomendasi agar tujuan gerakan #UangKita dapat tercapai secara lebih efektif.

            Pertama, penting bagi kita untuk melakukan penguatan regulasi ekonomi digital. Hal ini mencakup pengembangan kerangka regulasi yang bersifat adaptif terhadap inovasi digital, penetapan standar keamanan transaksi digital, dan perlindungan konsumen dalam ekonomi digital. Kita harus mencegah terjadinya kebocoran data yang merugikan banyak pihak.

            Kedua, perlu dilakukan upaya untuk memberdayakan komunita digital. Upaya ini mencakup dukungan untuk pengembangan komunita fintech dan pemberian insentif kepada mereka yang melakukan inovasi berbasis komunita.

            Ketiga, yang tak kurang pentingnya, adalah upaya pengembangan infrastruktur digital. Upaya ini meliputi perluasan akses internet broadband, pengembangan sistem pembayaran digital nasional, dan integrasi sistem keuangan digital.

Daftar Pustaka

Bank Indonesia. (2023). Laporan Ekonomi dan Keuangan Digital 2023. Jakarta: Bank Indonesia.

Fitriyadi, H., & Susanti, E. (2023). Transformasi digital UMKM Indonesia: Peluang dan tantangan. Jurnal Ekonomi Digital Indonesia, 5(2), 45-62.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. (2023). Indonesia Digital Economy Vision 2025. Jakarta: Kemenko Perekonomian.

Otoritas Jasa Keuangan. (2023). Roadmap Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Digital 2023-2027. Jakarta: OJK.

Prasetyo, Y.A., & Setyowati, M.S. (2023). Peran komunitas digital dalam transformasi ekonomi. Indonesia. Indonesian Journal of Financial Technology, 6(1), 1-5.

Raharja, S., & Wibowo, A. (2024). Analisis dampak gerakan #UangKita terhadap literasi keuangan digital. Indonesian Journal of Financial Technology, 6(1), 1-5.

Suhartono, R., & Pratama, B. (2023). Kebijakan publik di era ekonomi digital: Studi kasus Indonesia. Jurnal Kebijakan Ekonomi, 8(2), 89-104.

World Bank. (2023). Indonesia Digital Economy Report 2023. Washington, DC: World Bank Group.

#UangKita untuk Masa Depan Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun