Mohon tunggu...
Budi Supriadi
Budi Supriadi Mohon Tunggu... Relawan - Lima Laki-laki bersaudara

Hidup Bukan Sebuah Pilihan, Pilihan adalah Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sudahlah

9 Mei 2021   13:04 Diperbarui: 9 Mei 2021   13:06 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SUDAHLAH

(Budi Supriadi, 7-05-2021)

Senja berhampir, hinggap Kerinduan
Takbir akan segera berdendang
Biasanya, Kemaafan manusia bersua
Ialah kelaziman yang bersyiar semasa abad
Warisan nenek moyang.

Rindu mengelupas disudut dinding kosan
Memaku diri dalam lega kesibukan
Asri kampung halaman mengendap bersama aral
Melintang lautan, kandas dalam pelarangan.

Takbir telah diujung mata telinga
Tangisannya ampunan kini tak lagi riuh
Pandemi tengah menyekat pelukan
Dalih kecintaan pada sesama, harap menghentikan penyebaran
Pintu-pintu batas ditutup paksa
Pulanglah!, tidak ke kampung halaman

Dilema, mengurung kuasa negeri ini
Ialah kita jelata harus panut, kebingungan
Dimana-mana haruskan Protokol Kesehatan
Lalu masa pilkada disilahkan
Demi kebaikan, Jangan Mudik.

#KOPIHITAM
::Maaf Emak, Tak Bisa Mudik::

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun