Kemarin ini saya menjadi salah satu panitia pertemuan Menteri Keuangan dengan para pejabat tinggi Kemenkeu. Salah satu keuntungannya adalah bisa mendengarkan secara langsung apa yang disampaikan Menteri Keuangan dalam acara dengan tema Menjaga Janji Republik.
Kementerian Keuangan sebagai pengelola keuangan dan kekayaan negara wajib untuk menjaga amanah dan janji para pendiri republik ini yaitu untuk menciptakan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.Â
Menteri Keuangan menekankan sebagai pimpinan yang bahkan memimpin lebih dari seribu orang, para eselon II agar selalu membunyikan hati dan pikiran dalam menguatkan komitmen mengapa berada di posisi ini dan melakukan tugas ini. Para pimpinan merupakan role model. Apabila melakukan tugas tanpa hati dan pikiran maka dia akan menjadi sumber bencana bagi unit tersebut dan kebetulan unit itu sangat penting bagi republik.
Menteri Keuangan selanjutnya menekankan pentingnya bekerja dengan passion. "Saya ingin semua pejabat di Kemenkeu, anda bekerja dengan pikiran, hati, dan passion anda. Karena dapat menentukan hasil yang baik. Bekerja dengan passion karena akan menentukan hasil. Bekerja dengan hati, pikiran dan sikap yang penuh akan memberikan hasil yang berbeda dengan yang bekerja karena sekedar bekerja." Ujar Menkeu Sri Mulyani Indrawati.Â
Menteri Keuangan selanjutnya menyampaikan bahwa Indonesia adalah sebuah proyek dan proyek ini belum selesai. Setiap masa memiliki mandat dan kita sekarang sedang memegang estafet.
Dalam memegang tongkat estafet, kita bisa lari kencang atau tidak. Seberapa kencang kita jalan, seberapa sungguh-sungguh kita akan menentukan. Kalau kita hanya lari sekedarnya, maka seberapa lama janji republik itu akan tercapai. Kecepatan lari tergantung motivasi kita. Menteri Keuangan juga memberikan motivasi agar merawat Indonesia dengan sebaik-baiknya. Kalau kita tidak ada ke-Indonesiaan dalam menjaga mandat, maka republik ini akan menjadi republik seadanya.
Harus diingat bahwa keputusan Kementerian Keuangan akan mempengaruhi republik ini. Mempengaruhi 260 juta rakyat Indonesia. Kalau para pejabat Kementerian Keuangan biasa saja, maka masyarakat akan memposisikan Indoensia biasa saja. Oleh karena itu, jangan kaget kalau orang lain meremehkan posisi indonesia kalau kita juga meremehkannya.Â
Pesan Menteri Keuangan selanjutnya adalah ucapan terima kasih atas capaian tahun 2018 yang telah ditutup dengan baik. "Saya ingin ucapkan terima kasih kepada anda semua yang telah bekerja dengan baik. Saya ingin di 2019, semangat yang sama dijaga dengan tantangan yang tidak makin mudah. Meskipun dinamika akan menanti, namun Saya tetap optimis." Kata Menteri Keuangan.
Di dunia saat ini yang begitu transparan, orang bisa membaca hati kita. Konsep akuntabilitas dan public policy berubah banyak dibanding 12 tahun yang lalu saat ibu Sri Mulyani menduduki posisi yang sama. Menteri Keuangan berpesan agar top level Kemenkeu memahami ini.Â
Di Kemenkeu kita berbicara akuntabilitas, transparansi dan lain sebagainya. Tapi caranya berubah dengan adanya media sosial dan teknologi. Respon pekerjaan dituntut cepat tidak hanya hari kerja namun juga akhir pekan. Itu semua membuat kita semua harus fully alert karena anda adalah pejabat publik. Jangan sampai ada pegawai Kementerian Keuangan yang kena OTT lagi.
Ingat bahwa menjadi pejabat adalah berarti kita menjadi milik publik. Apa yang kita lakukan akan dipantau masyarakat. Menkeu berpesan agar setiap pejabat memiliki alert atas kejadian-kejadian tertentu. Harus bisa membaca situasi kalau ada potensi pelanggaran.Â
Di akhir sambutan, Menteri Keuangan kembali mengingatkan bahwa pejabat Kementerian Keuangan adalah role model yang penting bagi Kemenkeu. Kita perlu perbaharui apa artinya menjadi Indonesia apa artinya menjalankan fungsi menjadi estafet dalam mengelola keuangan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H