Siapa yang familiar mendengar kayu bakar ? Dan pastinya generasi sekarang familiar dengan elpiji, tabung gas pengganti minyak tanah itu. Atau jenis mainan gobak sodor, gaplai dan sejenisnya di zaman now kini bermain game digawai hp.
Judul diatas hanyalah bentuk pengingatan, atas perubahan yang terjadi dari semasa saya kecil hingga kepala empat.. (ketahuan deh !)
Kenapa, karena ternyata kita telah melewati masa yang demikian berbeda. Dengan generasi sekarang  yang dikenal zaman now !
Jadul Berjanji dengan Hati
Yup.. Dulu sekolah masih banyak yang memakai sepeda ayun. Tidak seperti sekarang ramai naik motor sendiri-sendiri. Maklum zaman saya harga motor mungkin masih relatif tidak terjangkau. Atau naik angkot ke kota 250 rupiah, pulang dari sekolah ke rumah juga 250 rupiah juga. Harga bakso di kantin sekolah semangkok 200 rupiah.
Bahkan saat duduk di sekolah dasar uang kepeng 5 rupiah bisa buat jajan. 10 rupiah bisa buat beli pecel satu pincuk daun pisang lho. Bukupun bisa pinjem kakak kelas jadi tidak harus tiap semester beli buku pelajaran baru hehe..
Kesederhanaan semasa itu adalah kebahagiaan tersendiri. Tak ada gawai hanphone, jika janjian hanya dengan hati. Ketemu dimana, bermain apa.. Dan tanpa kegelisahan jeda kita menepati janji - janji itu.
Pak pos adalah sahabat kental jika kita punya teman baik yang jauh di kota. Atau kekasih yang tinggal jauh dari rumah kita. Jika pak pos datang dengan motor cat kuning itu berhenti depan rumah. Hati berdebar-debar .....! Adakah surat balasan buat saya ?
Dulu orang tua kita memasak memakai kompor minyak tanah. Dan sumbunya sebagai titik api harus sering dicek. Jika tidak api warnanya merah akan lama memasaknya. Atau menggunakan kayu bakar dari kayu-kayu kering di kebun belakang. Sekarang sudah pakai elpiji !
Subsidi yang memakai tabung melon 3 kiloan, diperuntukan keluarga menengah kebawah. Tapi keluarga golongan mampu dan pengusaha tak mau kalah menggunakannya juga. Akibatnya tabung melon itu terkadang  hilang dipasaran.
Keterbatasan Dilalui Dengan Nyaman