Mohon tunggu...
Budiman
Budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis. Menyukai berbagai bidang pekerjaan yang menambah ilmu pengetahuan dan mendapatkan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Migrasi dan Politik: Tantangan Politik dan Kemanusiaan di Era Globalisasi

26 Februari 2024   17:51 Diperbarui: 26 Februari 2024   17:54 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Migrasi (Sumber: Pixabay.com/Ralf Vetterle)

Migrasi telah menjadi ciri khas lanskap global kontemporer, yang didorong oleh berbagai faktor ekonomi, sosial, dan politik. 

Di dunia yang semakin terhubung, pergerakan manusia melintasi batas negara menghadirkan peluang dan tantangan bagi negara dan komunitas di seluruh dunia. 

Artikel ini mengeksplorasi titik temu antara migrasi dan politik, mengkaji dinamika politik dan kemanusiaan kompleks yang membentuk kebijakan dan respons migrasi di era globalisasi.

Memahami Migrasi dalam Konteks Global:

Migrasi mengacu pada perpindahan individu atau kelompok orang dari satu tempat ke tempat lain, baik di dalam suatu negara atau melintasi batas internasional. 

Hal ini mencakup berbagai bentuk, termasuk migrasi tenaga kerja, pemindahan paksa, pencarian suaka, dan migrasi tidak teratur. 

Faktor-faktor yang mendorong migrasi antara lain kesenjangan ekonomi, konflik dan kekerasan, degradasi lingkungan, pergeseran demografi, dan aspirasi untuk kehidupan yang lebih baik.

Tantangan Politik:

1. Kedaulatan Nasional dan Pengendalian Perbatasan

Migrasi sering kali menimbulkan pertanyaan mengenai kedaulatan nasional dan pengendalian perbatasan, ketika pemerintah bergulat dengan pengelolaan arus masuk migran, penegakan hukum imigrasi, dan penanganan permasalahan keamanan.

2. Retorika Politik dan Populisme

Masalah migrasi sering kali dipolitisasi, dimana para politisi mengeksploitasi ketakutan dan kecemasan masyarakat demi keuntungan pemilu, sehingga memicu xenofobia, nasionalisme, dan sentimen anti-imigran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun