Dalam bidang hubungan internasional, pentingnya opini publik tidak bisa dilebih-lebihkan. Sentimen publik seringkali memainkan peran penting dalam menentukan keputusan kebijakan luar negeri suatu negara.Â
Namun, apa yang mempengaruhi opini publik terhadap kebijakan luar negeri? Salah satu faktor yang paling berpengaruh tentunya adalah media massa.Â
Dalam artikel ini, kami menyelidiki hubungan rumit antara media massa dan pembentukan opini publik mengenai kebijakan luar negeri.
Memahami Media Massa
Media massa mencakup berbagai platform yang melaluinya informasi disebarluaskan kepada khalayak luas. Hal ini termasuk televisi, radio, surat kabar, majalah, dan, yang terbaru, platform digital seperti media sosial dan situs berita online.Â
Media massa berfungsi sebagai penghubung antara pembuat kebijakan dan masyarakat umum, membingkai dan menafsirkan isu-isu geopolitik yang kompleks dengan cara yang mudah dipahami.
Kekuatan Penetapan Agenda
Salah satu cara utama media massa mempengaruhi opini publik mengenai kebijakan luar negeri adalah melalui penetapan agenda.Â
Teori agenda setting berpendapat bahwa media tidak memberitahu masyarakat apa yang harus dipikirkan, namun apa yang harus dipikirkan.Â
Dengan memilih isu mana yang akan diliput dan bagaimana membingkainya, media menentukan agenda wacana publik.
Misalnya, jika isu kebijakan luar negeri tertentu secara konsisten disorot dalam liputan berita, maka isu tersebut akan lebih dianggap penting oleh publik.Â
Sebaliknya, isu-isu yang kurang mendapat perhatian media mungkin dianggap kurang penting. Kekuatan penentu agenda ini dapat secara signifikan mempengaruhi persepsi publik mengenai prioritas kebijakan luar negeri dan membentuk sikap terhadap negara atau peristiwa internasional tertentu.
Analisis Bingkai dan Bias Media
Selain penetapan agenda, framing media memainkan peran penting dalam membentuk opini publik mengenai kebijakan luar negeri.Â
Framing mengacu pada cara informasi disajikan untuk menekankan aspek-aspek tertentu dari suatu isu dan meremehkan aspek-aspek lain.Â
Media mungkin menggunakan kerangka berbeda untuk menafsirkan dan mengontekstualisasikan peristiwa internasional, sehingga memengaruhi cara khalayak memandangnya.
Selain itu, bias media dapat semakin memperkuat narasi dan perspektif tertentu dan meminggirkan narasi dan perspektif lain.Â
Baik secara implisit maupun eksplisit, bias dalam pemberitaan media dapat mempengaruhi opini publik mengenai masalah kebijakan luar negeri.Â
Misalnya, media berita yang berpandangan pro-pemerintah mungkin menganggap intervensi militer sebagai hal yang diperlukan demi keamanan nasional, sementara media yang lebih kritis mungkin menyoroti kerugian kemanusiaan dan implikasi geopolitik dari tindakan tersebut.
Pengaruh Media Sosial
Dalam beberapa tahun terakhir, kebangkitan media sosial telah mengubah lanskap wacana publik mengenai kebijakan luar negeri.Â
Platform seperti Twitter, Facebook, dan YouTube memberi individu akses yang belum pernah ada sebelumnya terhadap informasi real-time dan beragam perspektif mengenai peristiwa global.Â
Namun, media sosial juga memperkuat ruang gema dan gelembung filter, di mana pengguna terutama terpapar pada konten yang selaras dengan keyakinan dan preferensi mereka.
Selain itu, sifat viral media sosial dapat menyebabkan penyebaran informasi yang salah dan propaganda dengan cepat, sehingga semakin memperumit pemahaman masyarakat mengenai isu-isu kebijakan luar negeri.Â
Dalam kondisi ini, peran media tradisional sebagai penjaga informasi semakin mendapat tantangan, karena individu bergantung pada perpaduan jurnalisme profesional dan konten buatan pengguna untuk membentuk opini mereka.
Tantangan dan Peluang
Meskipun media massa memainkan peran penting dalam membentuk opini publik mengenai kebijakan luar negeri, hal ini bukannya tanpa tantangan.Â
Kepentingan komersial organisasi media, tekanan politik, dan bias ideologis dapat mendistorsi informasi yang disajikan kepada publik, sehingga menghambat pengambilan keputusan yang tepat.Â
Selain itu, maraknya berita palsu dan kampanye disinformasi menimbulkan ancaman terhadap integritas wacana publik mengenai urusan internasional.
Namun, di tengah tantangan-tantangan ini terdapat peluang untuk keterlibatan konstruktif dan pemikiran kritis.Â
Dengan mendiversifikasi sumber informasi dan secara aktif mencari berbagai perspektif, individu dapat mengurangi pengaruh bias media dan membuat penilaian yang lebih tepat mengenai isu-isu kebijakan luar negeri.Â
Selain itu, kemajuan dalam literasi digital dan pendidikan literasi media dapat memberdayakan masyarakat untuk menavigasi lanskap media yang kompleks secara efektif.
Kesimpulan
Kesimpulannya, media massa memainkan peran sentral dalam membentuk opini publik mengenai kebijakan luar negeri.Â
Melalui penetapan agenda, penyusunan kerangka, dan penyebaran informasi, media mempengaruhi cara individu memandang dan menafsirkan peristiwa internasional.Â
Namun, pengaruh ini tidak bersifat deterministik, dan individu mempunyai hak untuk mengevaluasi secara kritis informasi yang disajikan kepada mereka.Â
Dengan memupuk literasi media dan mendorong pluralitas suara dalam wacana publik, masyarakat dapat menumbuhkan pemahaman yang lebih terinformasi dan bernuansa mengenai isu-isu kebijakan luar negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H