Demikian pula di Israel, partai-partai keagamaan dan ultra-ortodoks membentuk aliansi berdasarkan nilai-nilai dan kepentingan agama yang sama.
4. Kepentingan Sosial Ekonomi
Identitas sosio-ekonomi, seperti afiliasi kelas atau profesional, juga mempengaruhi pembentukan aliansi dalam politik.Â
Misalnya, serikat pekerja dan asosiasi pekerja dapat membentuk aliansi dengan partai politik sayap kiri untuk mengadvokasi hak-hak pekerja dan reformasi ekonomi.Â
Demikian pula, kelompok bisnis dan kepentingan perusahaan mungkin bersekutu dengan partai konservatif untuk mendukung kebijakan dan deregulasi yang pro-bisnis.
5. Gerakan Berbasis Identitas
Gerakan berbasis identitas, seperti gerakan feminis, kelompok hak asasi LGBTQ+, atau gerakan hak masyarakat adat, sering kali membentuk aliansi dengan partai politik atau koalisi yang mendukung perjuangan mereka.Â
Gerakan-gerakan ini melakukan mobilisasi berdasarkan identitas dan pengalaman bersama, mengadvokasi perubahan kebijakan dan reformasi sosial untuk mengatasi permasalahan unik mereka.
Strategi untuk Membangun Aliansi yang Efektif:
Membangun aliansi politik yang sukses memerlukan navigasi identitas dan kepentingan politik yang cermat. Beberapa strategi untuk membangun aliansi yang efektif meliputi:
1. Memahami Keberagaman Identitas
Mengenali keragaman identitas politik dalam masyarakat dan berupaya memahami motivasi, nilai, dan kepentingan berbagai kelompok dan komunitas.