Dalam Dunia yang sudah sangat berkembang pesat seperti saat ini, teknologi telah sangat terkait dengan setiap aspek kehidupan kita, termasuk proses demokrasi.Â
Kemunculan platform digital dan meluasnya adopsi teknologi informasi (TI) telah mengubah cara masyarakat terlibat dalam demokrasi.Â
Meskipun kemajuan-kemajuan ini menawarkan peluang partisipasi dan transparansi yang belum pernah ada sebelumnya, kemajuan-kemajuan ini juga menghadirkan tantangan-tantangan besar yang harus diatasi untuk menjamin integritas dan inklusivitas praktik demokrasi.
Kebangkitan Demokrasi Digital
Demokrasi digital mengacu pada penggunaan teknologi untuk meningkatkan proses demokrasi, mendorong keterlibatan masyarakat, dan memfasilitasi pertukaran gagasan di antara warga negara dan perwakilan mereka.Â
Dalam beberapa tahun terakhir, menjamurnya media sosial, forum online, dan alat komunikasi digital telah memberdayakan individu untuk mengekspresikan pendapat mereka, mengorganisir gerakan, dan meminta pertanggungjawaban pemerintah dengan cara yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Tantangan terhadap Demokrasi Digital
Terlepas dari potensinya, demokrasi digital menghadapi beberapa tantangan yang mengancam efektivitas dan kredibilitasnya.Â
Salah satu masalah yang paling mendesak adalah penyebaran misinformasi dan disinformasi online. Dengan meningkatnya algoritma media sosial dan ruang gaung (echo chamber), narasi palsu dapat dengan cepat mendapatkan perhatian, melemahkan wacana publik dan mengikis kepercayaan terhadap lembaga-lembaga demokrasi.
Selain itu, kesenjangan digital masih terjadi, dimana komunitas yang terpinggirkan sering kali tidak memiliki akses terhadap internet atau keterampilan literasi digital yang diperlukan untuk berpartisipasi penuh dalam diskusi online.Â