Sepanjang Ramadhan, jalanan Surabaya menjadi semarak dengan pemandangan dan suara musim. Keluarga berkumpul untuk berbuka puasa, makan malam berbuka puasa, berbagi tawa dan cerita sambil menikmati hidangan tradisional seperti ketupat, opor ayam, dan kolak. Para tetangga saling bertukar bingkisan dan salam, mempererat tali silaturahmi dan kekeluargaan.
Di saat-saat tenang menjelang subuh, Aisyah menemukan ketenangan saat sahur, berbagi perbincangan intim dan doa bersama orang-orang tercintanya saat mereka bersiap untuk berpuasa di hari berikutnya.Â
Saat matahari terbenam di bawah cakrawala setiap malam, dia bergabung dengan komunitasnya dalam salat Tarawih, menikmati kesempatan untuk beribadah bersama rekan-rekan seiman.
Menjelang hari-hari terakhir Ramadhan, Aisyah merasakan rasa syukur yang mendalam atas berkah dan kesempatan yang diberikan di bulan tersebut. Dengan hati yang penuh harapan dan pembaruan, ia dan keluarganya bersiap menyambut perayaan Idul Fitri yang penuh kegembiraan, menandai akhir Ramadhan dengan doa, pesta, dan amal.
Saat kota Surabaya mengucapkan selamat tinggal pada Ramadhan satu tahun lagi, Aisyah membawa serta hikmah dan keberkahan bulan suci tersebut, mengetahui bahwa semangat Ramadhan akan terus menerangi jalannya jauh setelah bulan sabit menghilang dari langit.