Mohon tunggu...
Budiman
Budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis. Menyukai berbagai bidang pekerjaan yang menambah ilmu pengetahuan dan mendapatkan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerpen | Persiapan Ramadhan di Surabaya

9 Februari 2024   21:20 Diperbarui: 9 Februari 2024   21:33 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Sekitaran Kota Surabaya (Sumber: Pixabay.com/Cici Tya Rahmawati)

Di kota Surabaya yang ramai, di mana perpaduan harmonis antara tradisi dan modernitas memenuhi udara, pendekatan Ramadhan membawa serta rasa antisipasi dan persiapan yang unik. 

Di tengah hiruk pikuk perkotaan, semangat Ramadhan bersinar cerah seiring dengan semangat keluarga dan masyarakat yang mempersiapkan diri menyambut bulan suci mendatang.

Di jantung kota Surabaya, di tengah jalanan berkelok-kelok dan pasar yang ramai, hiduplah seorang wanita muda bernama Aisyah. Aisyah dikenal di seluruh lingkungannya karena pengabdiannya yang tak tergoyahkan pada iman dan semangat kasih sayang yang dimilikinya. Ketika bulan Ramadhan semakin dekat, Aisyah mendapati dirinya tenggelam dalam persiapan, baik spiritual maupun praktis, untuk bulan yang penuh berkah ini.

Pada suatu sore yang hangat, Aisyah duduk di rumah sederhananya, dikelilingi aroma rempah-rempah yang menggoda dan dengungan lirih salat yang terpancar dari masjid terdekat. 

Dengan memiliki tujuan, dia memulai persiapannya untuk Ramadhan. Hal pertama dan terpenting dalam daftarnya adalah memurnikan hati dan jiwanya, mempersiapkan dirinya untuk sepenuhnya menjalani perjalanan spiritual yang akan datang.

Aisyah menghabiskan hari-harinya menjelang Ramadhan dengan refleksi dan doa yang mendalam, mencari pengampunan dan bimbingan. 

Dia sangat menantikan kesempatan untuk pengembangan diri dan pertumbuhan spiritual yang ditawarkan Ramadhan. Selain persiapan rohani, Aisyah juga menyibukkan diri dengan kepraktisan Ramadhan.

Bersama keluarganya, ia dengan cermat membersihkan dan mendekorasi rumah mereka, memberikan suasana kehangatan dan ketenangan yang sesuai dengan bulan suci ini. 

Mereka memenuhi dapur mereka dengan bahan-bahan penting untuk hidangan tradisional Ramadhan, memastikan bahwa mereka memiliki banyak bahan untuk dibagikan kepada tetangga dan mereka yang kurang beruntung.

Ketika bulan sabit pertama Ramadhan muncul di langit, menandakan dimulainya bulan suci, Aisyah merasakan kedamaian menyelimuti dirinya. Dengan hati yang penuh rasa syukur dan antisipasi, ia dan keluarganya bergabung dengan tetangga mereka dalam salat berjamaah di masjid setempat, menandai dimulainya perjalanan pengabdian dan refleksi selama sebulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun