Mohon tunggu...
Budiman
Budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis. Menyukai berbagai bidang pekerjaan yang menambah ilmu pengetahuan dan mendapatkan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen || Auman Singa

9 Februari 2024   09:00 Diperbarui: 9 Februari 2024   09:05 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Auman Singa (Sumber: Pixabay.com/Fabio)

Di dataran luas Afrika, di mana sabana emas terbentang tanpa henti di bawah terik matahari, berkeliaranlah seekor singa yang berbeda dari singa lainnya. 

Namanya Kali, dikenal luas sebagai pemburu paling terampil di kelompoknya. Dengan surai agungnya yang tertiup angin dan matanya yang bersinar penuh tekad, dia ditakuti oleh semua makhluk besar dan kecil.

Suatu hari, saat matahari terbenam di bawah cakrawala, menebarkan warna oranye dan merah muda di langit, Kali berkeliaran di padang rumput untuk mencari mangsa. Otot-ototnya bergetar di bawah bulunya saat dia bergerak dengan anggun tanpa suara, indranya waspada terhadap tanda-tanda gerakan apa pun.

Di kejauhan, sekawanan rusa merumput dengan damai, tidak menyadari bahaya yang mengintai di dekatnya. Dengan geraman pelan, Kali berjongkok rendah ke tanah, mata kuningnya tertuju pada sasarannya. Dengan kecepatan yang tiba-tiba, dia menerjang ke depan, kakinya yang kuat mendorongnya menuju mangsa yang tidak menaruh curiga.

Rusa-rusa itu berhamburan panik saat Kali mendekati korban pilihannya, seekor rusa muda bertanduk ramping dan mata lebar ketakutan. Dengan suara gemuruh yang menggelegar, Kali menerkam, cakarnya mengiris udara saat dia menjatuhkan rusa itu dengan tepat dan kuat.

Namun kemenangan Kali hanya berumur pendek, karena saat ia menyantap makanan hasil jerih payahnya, muncullah kelompok kebanggaan saingan dari balik bayang-bayang, dipimpin oleh seekor singa tangguh bernama Janga. Dengan geraman menantang, Janga menantang Kali untuk mendominasi tempat berburu.

Pertempuran sengit pun terjadi, tanah bergetar karena kemarahan mereka saat mereka bentrok dalam pusaran gigi dan cakar. Kali bertarung dengan sekuat tenaga, aumannya bergema di seluruh dataran saat dia mempertahankan wilayahnya melawan penyusup.

Pada akhirnya, kecerdikan dan keterampilan Kalilah yang menang. Dengan raungan terakhir yang menggetarkan tulang, dia mengusir Janga dan harga dirinya, mendapatkan kembali tempatnya sebagai raja sabana yang tak terbantahkan.

Sejak hari itu, legenda Kali semakin besar, namanya dibisikkan dengan kagum oleh semua orang yang menyaksikan keberanian dan kehebatannya. Karena dia bukan sekedar singa, tapi seorang pemburu ulung, penjaga dataran, yang aumannya bergema selama berabad-abad sebagai bukti kekuatan dan keberaniannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun