Pada suatu ketika, di jantung Hutan Greenwood yang lebat dan mempesona, hiduplah seekor singa yang agung bernama Leo. Bisikan dedaunan, kicauan burung, dan aliran sungai semuanya membungkuk hormat kepada Leo, karena dia adalah penguasa hutan belantara yang luas dan tak terbantahkan.
Leo, dengan surai emas dan mata tajamnya, berpatroli di hutan dengan keanggunan agung yang menuntut rasa hormat dari setiap makhluk. Raungannya menggema di sela-sela pepohonan, membuat hewan yang paling berani sekalipun menggigil. Penghuni Hutan Greenwood tahu bahwa singa bukan hanya makhluk agung namun juga penguasa sejati di rumah mereka.
Sebagai penguasa, Leo memiliki tanggung jawab menjaga keseimbangan hutan. Dia memastikan bahwa herbivora merumput dengan harmonis, predator berburu dengan terkendali, dan flora tumbuh subur. Keputusannya yang bijaksana dan pemerintahannya yang adil telah mengubah hutan yang tadinya kacau balau menjadi ekosistem yang berkembang.
Namun, pemerintahan Leo menghadapi tantangan tak terduga ketika sekelompok hyena licik, dipimpin oleh Scar yang cerdik, memutuskan untuk menantang otoritasnya. Scar, yang dipicu oleh rasa iri dan haus akan kekuasaan, berencana untuk melengserkan Leo dan menguasai hutan.
Tanda pertama adanya masalah muncul ketika bisikan pemberontakan bergema di antara pepohonan. Scar, dengan lidah peraknya, meyakinkan beberapa hewan yang tidak puas bahwa pemerintahan Leo semakin menindas. Bisikan-bisikan itu menyebar seperti api, menimbulkan keraguan dan perselisihan di antara para penghuni Hutan Greenwood yang dulunya bersatu.
Leo, meskipun sadar akan meningkatnya perbedaan pendapat, tetap teguh pada komitmennya terhadap hidup berdampingan secara adil dan damai. Dia menyerukan pembentukan dewan tetua hutan yang bijaksana untuk mengatasi kekhawatiran dan mencari solusi yang dapat menjaga keharmonisan rumah mereka.
Namun Scar punya rencana lain. Ia terus menabur benih ketidakpuasan, sehingga melemahkan upaya Leo untuk mempersatukan hutan. Ketegangan meningkat, dan tak lama kemudian, sekelompok hewan bersekutu dengan Scar, menantang pemerintahan Leo secara terbuka.
Hutan Greenwood yang tadinya tenang kini menghadapi ancaman perpecahan dan kekacauan. Hewan-hewan itu terpecah antara kesetiaan kepada penguasa yang sah, Leo, dan daya tarik janji Scar akan era baru.
Leo, menyadari gawatnya situasi, memutuskan untuk menghadapi Scar dan para pengikutnya secara langsung. Di tempat terbuka jauh di dalam hutan, singa dan hyena saling berhadapan, dikelilingi oleh tatapan cemas dari para penghuni hutan.
Pertempuran sengit dan epik pun terjadi, benturan ideologi dan kekuatan. Leo bertarung dengan niat mulia untuk menjaga keseimbangan alam, sementara Scar mencari kekuatan untuk keinginan egoisnya. Hutan bergema dengan raungan dan geraman para pejuang, saat nasib Greenwood berada di ujung tanduk.
Pada akhirnya, kebijaksanaan dan kebenaran Leo menang atas ambisi Scar yang penuh tipu daya. Hyena pemberontak diusir, dan hutan perlahan pulih dari luka perpecahan. Aturan Leo ditegaskan kembali, dan para hewan, setelah menyaksikan akibat dari perselisihan, sekali lagi menerima persatuan yang membuat rumah mereka benar-benar mempesona.
Saat Leo berdiri tegak, menghadap Hutan Greenwood yang telah diremajakan, matahari menyinari dirinya dengan sinar hangatnya. Auman singa, sekali lagi bergema melalui pepohonan, bukan sebagai tanda dominasi, namun sebagai pengingat akan semangat ketangguhan yang menjadikannya penguasa sejati hutan -- penguasa yang berkomitmen terhadap kesejahteraan seluruh penghuninya.
Penting:
Cerpen diatas hanyalah sebuah karangan yang dibuat dengan tujuan untuk menghibur pembaca. Jadi, apabila terdapat kesamaan dalam nama, tempat dan kejadian, itu hanyalah sebuah ketidak sengajaan. Setelah membaca cerpen ini, jangan lupa untuk meninggalkan jejak dan memberikan pendapatnya ya. Terima Kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H