Usaha mikro, yang didefinisikan sebagai perusahaan dengan jumlah karyawan kurang dari 10 orang, memegang peranan penting dalam lanskap ekonomi Kota Bandung, Indonesia. Usaha skala kecil ini merupakan tulang punggung ekonomi lokal, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap lapangan kerja dan perolehan pendapatan.
 Namun, usaha mikro ini sering kali menghadapi tantangan unik dalam perencanaan keuangan dan adopsi teknologi digital, yang dapat menghambat pertumbuhan dan daya saing mereka.
Penelitian terkini telah menyoroti potensi teknologi digital untuk mendorong produktivitas dan efisiensi usaha mikro dan kecil di Indonesia (Trinugroho et al., 2021).Â
Satu penelitian menemukan bahwa sekitar 65% Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Jawa Tengah hanya memiliki 1 hingga 3 pekerja, dan sering kali hanya berfokus pada aspek produksi, mengabaikan bidang penting lainnya seperti manajemen keuangan, legalitas, pemasaran, dan kualitas produk. (Radyanto & Hayati, 2020)Â
Kurangnya fokus pada perencanaan keuangan dan adopsi digital ini dapat membatasi pertumbuhan dan ketahanan usaha mikro ini, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi. Untuk mengatasi masalah tersebut, penting untuk memahami kondisi terkini perencanaan keuangan dan adopsi teknologi digital di kalangan usaha mikro di Kota Bandung.Â
Survei terhadap 2.222 usaha mikro dan kecil di Indonesia mengungkapkan bahwa penetrasi telepon seluler dan internet diperkirakan akan mendorong usaha mikro dan kecil untuk menggunakan inovasi berbasis teknologi, yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi.Â
Selain itu, studi tentang strategi digitalisasi Usaha Kecil dan Menengah di sektor agribisnis di Sulawesi Utara menyoroti pentingnya beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar dan manfaat digitalisasi dalam memastikan kelangsungan hidup dan pertumbuhan usaha tersebut. (Putong, 2023).
Pengusaha mikro harus memiliki perencanaan keuangan agar berhasil (Trinugroho et al., 2021) (Putong, 2023). Dengan mengintegrasikan teknologi digital ke dalam operasinya, usaha mikro di Kota Bandung dapat mengelola keuangan dengan lebih baik, mengakses pasar baru, dan meningkatkan daya saing mereka secara keseluruhan. Namun, jalan untuk mengadopsi teknologi ini mungkin tidak tanpa tantangan.Â
Penelitian di masa mendatang harus mengeksplorasi hambatan dan pendorong khusus bagi usaha mikro di Kota Bandung untuk mengadopsi perangkat dan strategi perencanaan keuangan digital.
Kegiatan pelatihan perencanaan keuangan bagi pemilik usaha mikro di Kota Bandung dapat membantu mengatasi kesenjangan ini, membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola keuangan mereka secara efektif.Â
Selain itu, inisiatif pemerintah dan sektor swasta untuk mendukung digitalisasi usaha mikro, seperti menyediakan akses ke perangkat dan infrastruktur digital yang terjangkau, dapat semakin memfasilitasi adopsi teknologi ini.Â
Pelatihan perencanaan keuangan bagi pengusaha mikro sangat penting untuk keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang mereka, karena memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang tepat, mengelola keuangan mereka secara efektif, dan beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar (Patria et al., 2023) (Trinugroho et al., 2021) (Putong, 2023).
Secara umum karakteristik UMKM adalah pengelolaan yang mandiri, swamodal, pangsa pasar lokal, aset perusahaan kecil, dan tenaga kerja kecil. Prinsip-prinsip pelaksanaan UMKM adalah kesatuan, ekonomi kerakyatan, otonomi, pemerataan kemajuan, stabilitas, keadilan, dan kesatuan ekonomi nasional.Â
Jenis usaha kecil dan menengah tersebar dari berbagai industri, seperti pertanian, perdagangan, industri pengolahan, komunikasi dan transportasi, perumahan, keuangan dan listrik dan gas dan air. Jumlah usaha kecil sangat banyak, namun kombinasi total utang tidak sama dengan omset perusahaan skala nasional.Â
Termasuk usaha kecil dan usaha itu semua meliputi pengecer kecil dan grosir, penyedia jasa kecil dan menengah, petani kecil dan peternak, sumber daya manusia dan usaha kecil, dan lain-lain. Misalnya, toko rumahan, toko kelontong, usaha multiguna, Unit Usaha Rumah Tangga (KUD), toko serba ada, toko kelontong, peternakan unggas, dll.
Taman Kanak-Kanak (TK) Taman Indria yang terletak di Kota Bandung merupakan lembaga pendidikan yang berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas bagi anak usia dini. Selain sebagai institusi pendidikan, TK Taman Indria juga aktif dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Melalui berbagai program dan kegiatan, TK Taman Indria berupaya untuk berkontribusi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar.
TK Taman Indria berada di kawasan yang cukup strategis di Kota Bandung, dengan akses yang relatif mudah dan berada di lingkungan yang berkembang. Masyarakat di sekitar TK Taman Indria terdiri dari berbagai lapisan dengan karakteristik yang beragam.Â
Masyarakat di sekitar TK Taman Indria mayoritas terdiri dari keluarga muda yang memiliki anak usia prasekolah. Komposisi penduduknya didominasi oleh masyarakat yang berusia produktif, yaitu antara 25 hingga 40 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan pendidikan anak usia dini sangat tinggi di kawasan ini.Â
Rata-rata tingkat pendidikan orang tua di daerah ini cukup bervariasi, meskipun banyak yang sudah menyelesaikan pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Secara umum, kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar TK Taman Indria tergolong menengah ke bawah.Â
Banyak di antara mereka yang bekerja sebagai pegawai swasta, pedagang kecil, serta buruh. Tingkat pengangguran di kawasan ini relatif rendah, namun pendapatan per kapita masih terbatas. Masyarakat berusaha untuk memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anak mereka, meski terkadang terkendala oleh faktor ekonomi.
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu langkah penting dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan ekonomi. Di Indonesia, banyak keluarga yang bergantung pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai sumber pendapatan.Â
Salah satu kelompok yang memiliki potensi besar dalam pemberdayaan ini adalah orang tua siswa di Taman Kanak-Kanak (TK) Taman Indria. Dengan memberikan pelatihan keuangan yang tepat, kita dapat membantu mereka mengelola usaha mereka dengan lebih baik serta meningkatkan kapasitas dan keterampilan mereka dalam bidang keuangan.
Pelatihan keuangan sangat penting dalam membekali individu dengan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola keuangan secara efektif. Banyak pelaku UMKM, termasuk orang tua siswa di TK Taman Indria, yang sering kali tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang manajemen keuangan.Â
Mereka mungkin memiliki keterampilan dalam menjalankan usaha, tetapi kurang memahami aspek-aspek keuangan seperti pembukuan, penganggaran, dan perencanaan keuangan.
Pengabdian pada masyarakat  ini sebenarnya merupakan semacam model berupa rangkaian penyuluhan literasi keuangan untuk menghindari jeratan pinjaman online (pinjol). Oleh karena itu, tindakan tersebut penting untuk rencana kegiatan lainnya.Â
Oleh karena itu, tetap terbuka terhadap layanan lain yang tidak hanya melibatkan masyarakat sasaran itu sendiri, namun juga jaringan masyarakat sasaran itu sendiri, dalam hal ini lembaga pendidikan lain jaringan TK Taman Indria (Taman Siswani Sr). ) di sekitar Bandung untuk lebih menyegmentasikan Tujuan tentang literasi keuangan dalam hal ini pengelolaan keuangan bagi UMKM.Â
Program-program yang disiapkan akan disesuaikan secara khusus dengan pencapaian terkini di sektor keuangan guna menciptakan masyarakat 5.0 yang tidak hanya mampu mengikuti perkembangan teknologi keuangan, namun juga menggunakan platform secara cerdas. diusulkan oleh sektor keuangan. Pengembang dan platform digital lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H