Mohon tunggu...
Budi Rachman
Budi Rachman Mohon Tunggu... Novelis - Penulis buku, praktisi olahraga, dan penikmat film.

Belajar menulis memaksa saya membaca. Membaca mendorong saya untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Biji dan "New Normal"

27 Mei 2020   16:59 Diperbarui: 27 Mei 2020   19:56 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barangkali analogi candaan filsuf asal Slovenia, Slavoj Zizek, sedikit memberi gambaran atas kebijakan 'New Normal' yang digaungkan oleh pemerintah pusat beberapa hari terakhir. Ceritanya begini.

Seorang petani dan istrinya sedang berjalan  di lintasan yang berdebu, tidak lama mereka berjumpa dengan prajurit Mongol yang berkuda, kemudian berhenti di sisi mereka.

"Ku perkosa istrimu." Kata prajurit Mongol kepada petani. "Tapi karena jalan di sini berdebu sekali, kau harus pegang bijiku sewaktu aku memperkosa istrimu, biar tidak kotor!"

Prajurit Mongol - diambil dari Youtube, Klemen Slakonja as Slavoj Zizek - The Perverted Dance (Cut the Balls)
Prajurit Mongol - diambil dari Youtube, Klemen Slakonja as Slavoj Zizek - The Perverted Dance (Cut the Balls)

Selesai. Si Mongol kemudian melanjutkan perjalanannya dan menjauh, tiba-tiba si petani tertawa dan berlonjak-lonjak penuh kegembiraan.

Istrinya kaget bukan main: "Bisa-bisanya kamu kegirangan begitu padahal istrimu baru saja diperkosa di depan matamu?"

Si petani menjawab: "Kukerjai dia, bijinya sekarang berdebu semua!"

Humor yang menyedihkan ini barangkali menjelaskan kebijakan pemerintah Indonesia dalam menagani Covid-19. Saat ini rakyat sedang 'diperkosa' habis-habisan oleh virus corona tanpa ampun, sedangkan pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mereka kira memberi pukulan telak pada virus corona, tapi hanya membuat biji virus corona sedikit berdebu.

Seperti istri petani yang diperkosa, rakyat saat ini hanya bisa berangan-angan pemerintah bisa mengambil langkah yang jauh lebih maju, seperti menebas biji pelir virus corona untuk memutus perkembangbiakannya, bukan hanya kebijakan 'New Normal' yang hanya mengotori biji pelirnya dengan debu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun