Barangkali analogi candaan filsuf asal Slovenia, Slavoj Zizek, sedikit memberi gambaran atas kebijakan 'New Normal' yang digaungkan oleh pemerintah pusat beberapa hari terakhir. Ceritanya begini.
Seorang petani dan istrinya sedang berjalan  di lintasan yang berdebu, tidak lama mereka berjumpa dengan prajurit Mongol yang berkuda, kemudian berhenti di sisi mereka.
"Ku perkosa istrimu." Kata prajurit Mongol kepada petani. "Tapi karena jalan di sini berdebu sekali, kau harus pegang bijiku sewaktu aku memperkosa istrimu, biar tidak kotor!"
Selesai. Si Mongol kemudian melanjutkan perjalanannya dan menjauh, tiba-tiba si petani tertawa dan berlonjak-lonjak penuh kegembiraan.
Istrinya kaget bukan main: "Bisa-bisanya kamu kegirangan begitu padahal istrimu baru saja diperkosa di depan matamu?"
Si petani menjawab: "Kukerjai dia, bijinya sekarang berdebu semua!"
Humor yang menyedihkan ini barangkali menjelaskan kebijakan pemerintah Indonesia dalam menagani Covid-19. Saat ini rakyat sedang 'diperkosa' habis-habisan oleh virus corona tanpa ampun, sedangkan pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mereka kira memberi pukulan telak pada virus corona, tapi hanya membuat biji virus corona sedikit berdebu.
Seperti istri petani yang diperkosa, rakyat saat ini hanya bisa berangan-angan pemerintah bisa mengambil langkah yang jauh lebih maju, seperti menebas biji pelir virus corona untuk memutus perkembangbiakannya, bukan hanya kebijakan 'New Normal' yang hanya mengotori biji pelirnya dengan debu.