Mohon tunggu...
Budi Purba
Budi Purba Mohon Tunggu... lainnya -

sarjana hukum unika atma jaya, aku hanya ingin menuliskan apa yang menjadi kegundahanku, pertanyaanku,ketertarikanku dan pikiranku!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fenomena Pencitraan Sang Pemimpin

7 Juli 2015   11:10 Diperbarui: 7 Juli 2015   11:15 1312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era reformasi dan demokrasi melahirkan para pemimpin muda, barum cerdas dan berani. Fenomena kekinian merebak diantara para pemimpin Indonesia baik di tingkat lokal maupun nasional, mulai dari legislator daerah sampai ke tingkat pusat mulai dari walikota/bupati, gubernur, menteri bahkan sampai tingkat menteri dan prsiden. Tidak sedikit dari mereka membawa pembaruan, program dan visi misi yang baru, hal ini merupakan angin segar bagi Republik tercinta ini. Namun kemudian pertanyaannya apakah pembaruan ini hanya bersifat pencitraan semata dan semu adanya?

Dalam menjalankan roda pemerintahan kemudian saya berpikir bahwa sesungguhnya pencitraan semata tidaklah cukup. Karena pencitraan semata dapat dipastikan hanya akan bersifat semu. Sesungguhnya dalam membangun sebuah bangsa yang besar seperti Indonesia tidaklah cukup hanya dengan pencitraan dan program program insidentil semata. Namun kenyataannya fenomena yang terjadi sekarang ini para elit dan pemimpin banyak yang memanfaatkan strategi komunikasi politik dan pencitraan demi melanggengkan kekuasaan, dan saya dengan tegas menolak dan bahkan muak dengan hal hal semacam ini.

Percayalah untuk Negara Sebesar Indonesia yang terdiri dari ratusan juta masyarakat, ribuan pulau, ratusan suku adat dan permasalahan yang sangat komplex sangat diperlukan strategi pembangunan yang terintegrasi dan menyeluruh. Membangun bangsa ini tidak cukup dengan pencitraan dan program program insidentil yang sangat menarik perhatian tetapi tidak memiliki fundalmental yang kuat. Apakah pencitraan melalui media internet, media massa, televisi dan lain lain tidak perlu? Tegas jawabannya adalah PERLU namun jika itu hanya sebatas pencitraan lantas itu tidak lebih adalah koruptor dalam bentuk lain, itu adalah bentuk korupsi terhadap kepercayaan. 

Namun saya dan kita semua percaya dan bersama sama pasti menyepakati bahwa pencitraan adalah sesuatu yang baik, bagaimana mungkin orang dapat percaya kepada kita jika kita memiliki citra yang buruk dimasyarakat. bagaimana orang dapat mengetahui apa yang telah kita lakukan jika tidak kita komunikasikan, bagaimana orang lain dapat mengetahui apa yang akan kita lakukan atau kita cita citakan jika kita tidak komunikasikan terhadap orang lain? Maka jawabannya adalah Komunikasi masa dan komunikasi politik adalah sebuah keharusan.

Namun jika kemudian para pemimpin kita sibuk hanya melakukan pencitraan maka kemudian bagaimana sebuah solusi dapat kita lahirkan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tegas berani bahkan berani tidak populis atas terhadap kebijakannya namun kebijakan itu akan melahirkan sebuah kebaikan. Lantas bagaimana kita dapat menilai apakah pemimpin itu tulus melayani rakyatnya dan bukan hanya pencitraan? Memang hal ini bukanlah hal yang mudah kita ketahui namun bukan tidak mungkin kita dapat ukur, cara termudah untuk mengukur hal tersebut adalah dengan melihat kinerja dan hasil nyata dari kinerja tersebut.

Memang tidak mudah melihat hasil kerja tersebut, oleh karenanya sebelum kita memilih para pemimpin ada baiknya kita pikirkan baik baik lihat track recordnya dan yang paing penting adalah Konsistensinya memang melihat hasil kerja adalah sulit dan pastinya butuh waktu namun konsistensi seseorang tidak bisa dibohongi karena pencitraan sebaik apapun akan tidak berguna dan nampak aslinya seiiring oleh konsistensi dirinya. Seorang yang baik akan nampak Konsistensinya bahkan jika dia telah menjadi pemimpin. Menjadi Seorang Pemimpin di Indonesia pasti akan sulit karena faktor politik dan tekana tekana dari luar menjadi kental namun jika dia pemimpin yang baik maka ia akan tetap konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat diatas segalanya karena rakyat lah yang punya kuasa penuh dan memberikan mandat terhadapnya.

Maka Komunikasi politik/masa yang baik adalah absolut jika ingin menjadi seorang pemimpin dan untuk seorang pemimpin namun pencitraan hanya semu sifatnya dan tidak akan berdampak positif jika tidak diikuti program kerja nyata, yang sistematis dan konsisten.

Marilah saudaraku kita dukung para pemimpin kita dan juga secara bersama kita menjadi kritis terhadap sesuatu yang tidak baik dengan pikiran yang tulus dan bersih. Marilah kita bersama sama bersatu untuk  mengantarkan kekuasaan para pempimpin untuk kesejahteraan masyarakat dan negara dan bukan melanggengkan adagium bahwa Kekuasaan ada untuk melanggengkan Kekuasaan.

@RAKYAT KUASA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun