Mohon tunggu...
Budi Prathama
Budi Prathama Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kuliah di Universitas Sulawesi Barat. Hobi nulis lepas sambil minum kopi. Ngobrol di IG @budi.prathama

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Haruskah Ngopi Dulu Biar Diskusi Bisa Berjalan Lancar?

2 Juni 2021   10:39 Diperbarui: 2 Juni 2021   10:52 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : bola.com

Berdiskusi tentu adalah suatu aktivitas yang sangat mengasyikkan. Kenapa?, dalam berdiskusi biasanya ada feedback untuk saling bertukar pikiran terkait dengan tema pembahasan. Dan akan lebih asyik lagi, jika hasil diskusi tersebut dapat teraktualisasi secara nyata di dalam kehidupan.  

Asalkan, diskusinya yang bermanfaat ya. Bukan diskusi tanpa arah atau ngawur, karena hal tersebut justru hanya buang-buang waktu dan pikiran saja. Walaupun dalam kenyataannya, ada banyak diskusi-diskusi seperti demikian yang tak jarang kita jumpai.

Dalam suasana berdiskusi, tentu ada tipe dan kelakuan orang yang akan berbeda-beda. Ada yang sejatinya memang serius, tetapi ada juga orang yang kerjanya hanya ngelucu doang. Buruknya jika ada peserta diskusi tidur di dalam forum dengan sengaja, karena kondisi tersebut tentu dapat merusak jalannya diskusi. Iya, walaupun itu haknya sebagai manusia, tetapi sejatinya itu jelas menyalahi moralitas dalam forum diskusi. Iya kan.  

Biasanya dalam berdiskusi akan ditemani dengan minuman kopi. Sehingga itu dapat menjadi alasan supaya diskusi bisa berjalan dengan lancar. Pasalnya, ketika tidak ada kopi saat forum diskusi dimulai, maka konsentrasi untuk berdiskusi akan tidak bisa fokus, dan materi pembahasan pun akan lari-lari. Makanya, tidak heran jika dalam forum diskusi biasanya ada kata-kata "mungkin kurang kopi deh, kenapa diskusinya tidak bisa berjalan normal."

Bahkan, saat mengajak teman-teman untuk berdiskusi, malah ditanya balik, "ada kopikah atau ada kopinya kah?" Nah, kondisi seperti itu jelas menjadikan kopi sebagai minuman spesial dan menjadi pemantik terbaik apabila ingin berdiskusi.  

Alasannya juga, saat berdiskusi supaya tidak mengantuk dan juga dapat memperlancar pemikiran. Apalagi diskusinya ditemani dengan segelas kopi dan sebungkus rokok, tentu itu sangat memberikan motivasi untuk berdiskusi. Tetapi, bagaimana kira-kira tanggapan dari orang-orang yang tidak suka kopi dan bukan pula perokok, tentu mereka tidak sebahagia itu dan bisa saja termarjinalkan.

Orang-orang yang suka berdiskusi tentu tidak semuanya suka minum kopi dan juga merokok.  Alasannya pun bermacam-macam, dan mestinya para peserta diskusi juga memahami hal demikian. Jangan karena kurang fokus sedikit saja, malah dibilangi kurang ngopi.  

Kenapa sih harus kopi sebagai pemantik supaya diskusi bisa berjalan lancar. Emang iya kah, kira-kira bagaimana kalau orang yang tidak suka minum kopi, kan mereka justru terdiskriminasi. Apalagi kalau dilontari kata-kata "mungkin kurang kopi, yok ngopi dululah supaya diskusinya bisa berjalan lancar" Nah, hal itu jelas memojokan orang-orang yang tidak suka minum kopi.  

Tidak bisakah memakai istilah "ngeteh" atau "ngesusu", itu juga kan bagian dari minuman yang bisa diminum saat berdiskusi, bukan hanya kopi doang. Tetapi saya juga peminum kopi kok, hanya keliru rasanya kalau ada kekurangan sedikit dalam diskusi terus langsung dilabeli "kurang ngopi."

Menurut hemat saya, bukan karena kurang ngopi yang membuat diskusi tidak bisa berjalan lancar. Melainkan, apakah materinya yang memang sulit dipahami atau pembawa materinya yang kurang menarik dan tidak mampu menghidupkan suasana forum. Kan itu lebih penting selain mengatakan "kurang ngopi."

Nah, kopi hanya berlaku bagi orang-orang yang memang suka minum kopi. Tetapi ingat bahwa itu tidak berlaku bagi orang-orang yang memang tidak suka minum kopi. Janganlah karena kalian suka kopi, terus mengatakan kepada semua orang "mungkin kurang kopi", apabila mereka tidak bisa fokus atau tidak memahami materi diskusi.  
 
Biasanya juga, ada mengatakan agar menyiapkan kopi terlebih dahulu sebelum diskusinya dimulai. Anehnya beberapa pamplet diskusi biasanya ada tertera tulisan "peserta bawa kopi masing-masing". Lagi-lagi, kenapa harus kopi sih?, kenapa bukan minum saja?. Kopi kan hanya berlaku untuk orang-orang yang pecinta kopi, bukan pecinta susu atau teh.

Jadi, sebenarnya tidak masalah sih kalau ada kopi di dalam forum diskusi, karena hal itu juga tentu dapat memberikan kenyamanan bagi mereka yang memang suka minum kopi. Namun, kelirunya jika selalu ada label "mungkin kurang kopi, materinya sulit juga karena kurang ngopi". Jelas itu akan mendiskriminasikan orang-orang yang hanya suka minum susu atau minum teh. Nah, mestinya "ngeteh" atau "ngesusu" juga dimasukkan sebagai pemantik dalam berdiskusi, bukan malah kopi saja sebagai pemantik diskusi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun