Mohon tunggu...
Budi Prathama
Budi Prathama Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kuliah di Universitas Sulawesi Barat. Hobi nulis lepas sambil minum kopi. Ngobrol di IG @budi.prathama

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kegagalan sebagai Cambuk Kesuksesan, Teruslah Maju!

15 Maret 2021   21:09 Diperbarui: 15 Maret 2021   21:13 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: idntimes.com

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, tentu kita tidak bisa lepas dari sikap selalu mengharapkan keridaan-Nya, agar kita dapat menjalani kehidupan dengan hati yang damai dan bisa mencapai kebahagiaan dunia akhirat.

Sifat manusia yang tidak dapat hidup tanpa bantuan dari orang lain, dengan adanya interaksi sebagai makhluk sosial. Dalam dinamika kehidupan kita sebagai manusia, tentu akan mengarungi arus gelombang yang deras dan bahkan dapat terjadi yang tidak sesuai dengan harapan. Berputarnya roda kehidupan yang sering gonta-ganti, seiring juga dengan pasang surutnya hati manusia.  

Kebahagiaan ataupun kesedihan adalah hal mutlak yang akan terjadi dalam diri kita, dimana kita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang tidak memiliki kuasa apapun tanpa kehendak-Nya. Akan tetapi, dari semua kejadian yang menimpah kita ini, seharusnya dapat menjadi pelajaran untuk tetap berbaik sangka kepada Tuhan. Karena pada dasarnya setiap kejadian telah menyimpan berkah yang tidak mampu kita prediksi akan terjadi seperti apa.  

Secara naluriah, kita memang ditakdirkan untuk berusaha sekuat tenaga dalam menggapai cita-cita yang kita inginkan. Tawakal dan kesabaran harus mampu terpatri dan tertanam dalam diri agar tetap semangat dalam berjuang. Berjuang secara dinamis, tetap berpegang teguh pada pendirian dan selalu memohon perlindungan kepada yang Maha Kuasa.

Dengan kesabaran dan ketidakputusasaan merupakan jiwa-jiwa para pemimpin dalam mencapai cita-cita, semenjak memulai perjuangan hingga akhirnya ia mendapatkannya. Karena orang yang sabar akan tetap berada dalam lindungan Tuhan Yang Esa dan akan dimudahkan segala urusannya.

Meskipun dalam kondisinya cobaan akan datang dari berbagai arah. Kegagalan akan terus menghampiri dan bahkan dapat terjadi kita terus bersemayam di dalamnya. Hingga akhirnya dapat memicu timbulnya rasa tidak optimis pada diri sendiri.

Mungkin, saya akan sedikit berbagi pengalaman dengan melalui tulisan ini. Walaupun tidak terlalu terkesan untuk sebagian orang, akan tetapi bagi saya ada nilai-nilai yang perlu disyukuri, dan secara pribadi saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. 

Karena pengalaman bagi saya, adalah suatu pengetahuan yang tidak kalah penting dari berbagai pengetahuan yang lain. Dengan melalui pengalaman pulalah, baik pengalaman pribadi maupun orang lain disitu kita mampu mengambil nilai-nilai positif sebagai spion untuk tetap melangkah ke depan.  

Berawal dari diri saya sebagai pribadi yang pendiam, pemalu, tidak mudah bergaul dan sering mengabaikan momen-momen penting dengan sikap apatis terhadap kesempatan. Sehingga itu membuat diri saya terlampaui jauh dari teman-teman sekolah.

Semenjak berada di bangku sekolah baik dari tingkat SD, SMP dan SMK,  kebiasaan pribadi seperti demikian itu tetap berada dalam diri saya. Rasa keminderan pun menghantui diri saya, dan seakan hidup berada pada suasana yang tidak berharga jika itu dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya.  

Karena sifat pemalu yang mendominasi dalam diri saya, sehingga ketika diberikan tugas sebagai bentuk pengembangan diri, saya biasanya selalu menghindar. Tidak berani mengambil tanggung jawab seperti takut berbicara di depan umum, menghindari berbagai kegiatan sekolah dan terkadang sangat tidak senang ketika proses pelajaran dilakukan dengan metode diskusi.

Ini jelas problem terbesar bagi pengembangan diri saya dan dapat merusak mental sebagai generasi muda. Rasa penyesalan pun terjadi ketika sudah dinyatakan lulus di bangku sekolah SMKN 1 Tinambug. 

Proses pengembangan diri telah saya sia-siakan begitu saja, padahal sekolah sudah menyediakan berbagai kegiatan ekstra kurikuler sebagai wadah untuk dapat mengasah kemampuan dan bakat siswa. Namun, nyatanya itu tidak pernah saya masuki dan merasa cuek dengan keadaan seperti itu.  

Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata Tuhan masih memberikan kesempatan bagi saya. Setelah lulus sekolah, saya diberikan kesempatan untuk dapat melanjutkan pendidikan pada tingkat perkuliahan. Dalam diri saya berjanji bahwa saya harus mampu merubah kebiasaan lama dan berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan diri saya.

Rasa syukur, saya panjatkan karena diterima sebagai mahasiswa di Universitas Sulawesi Barat dengan mengambil jurusan Matematika. Meskipun, pada awalnya ada sedikit kekecewaan karena sangat ingin kuliah di luar daerah. Akan tetapi, kondisi berkata lain dimana takdir digariskan untuk kuliah di daerah.

Saya pun menjalani perkuliahan dengan penuh semangat, dialektika untuk bersaing secara sehat menjadi tantangan bagi saya sendiri. Akan tetapi, satu hal yang menjadi prinsip adalah ketika kita mempunyai keinginan yang kuat pasti akan ada jalan.

Dari kebiasaan sebagai pribadi pendiam, hal itulah yang memotivasi saya sangat gemar berorganisasi. Semangat untuk dapat mengembangkan diri terutama dalam bidang publik speaking akan saya dapatkan dengan melalui wadah organisasi.

Seiring dengan hal tersebut, saya sangat merasakan dampak perubahan terhadap pengembangan diri setelah berada di dunia organisasi. Organisasi telah mengajarkan tanggungjawab, saling peduli, dan berani mengambil langkah sendiri sesuai dengan keinginan. Dari dinamika yang terjadi, akhirnya saya mampu mengenal kehidupan dengan berbagai problematika dan memberikan pengetahuan bagaimana menjadi pribadi yang lebih baik lagi.  

Meskipun, saya aktif di dunia organisasi bukan berarti melalaikan tugas-tugas kampus sebagai soerang mahasiswa pada umumnya. Manajemen waktu harus mampu diatur dengan baik agar tidak ada yang korban, dan mestinya semua dapat diselesaikan dengan maksimal secara bersama.  

Karena dunia kampus dengan dunia organisasi adalah satu rangkaian yang tidak bisa disandingkan dan dipisahkan, mengingat hal tersebut adalah dua ikatan yang saling mempengaruhi dalam proses pengembangan diri untuk mencapai kunci kesuksesan sebagai seorang mahasiswa.

Dalam perjalanan tersebut, hambatan dan tantangan datang dari berbagai arah. Menjadi mahasiswa bagi saya adalah suatu perjuangan dan butuh keseriusan dalam menjalaninya.

Awalnya, saya dihadapkan pada kondisi yang bertentangan dengan keinginan. Saya diterima sebagai mahasiswa dan lulus di jurusan Matematika. Akan tetapi hati saya berkata lain, jurusan tersebut samasekali bukan minat dan seakan saya tidak mampu untuk menjalaninya.

Dari dulu jurusan Matematika memang dikenal sebagai mata pelajaran yang sangat sulit jika dibanding dengan pelajaran-pelajaran yang lain. Apalagi jurusan saya adalah Matematika Sains,  pasti akan lebih rumit lagi dengan tingkatan yang tinggi.

Saya lulus dengan Jurusan Matematika merupakan pilihan ketiga pada saat proses pendaftaran mahasiswa melalui jalur SBMPTN. Padahal, pilihan pertama saya dan sangat ingin bisa lulus dengan jurusan Ilmu Komputer.  

Tetapi realitanya sudah berkata demikian, saya pun menjalaninya dengan penuh katabahan dengan sifat optimis. Awalnya, sungguh sulit menerima kenyataan dengan menjalaninya berbagai tekanan dan tidak sesuai dengan keinginan hati. Terkadang ada timbul keinginan pindah jurusan, karena semakin hari pula nilai mata kuliah saya pun agak mengalami kehancuran.

Memang pada kondisi itu, saya lebih suka aktif di organisasi karena hal itulah yang membuat nyaman, namun parahnya saya sering mengabaikan perkuliahan. Masalah itu saya jalani selama dua semester dimana kondisi berada pada kebimbangan dan kebingunan.

Dari kejadian tersebut, ternyata saya masih diberikan hikmah dan kesadaran oleh Sang Pencipta. Saya mulai menyadari bahwa saya harus bangkit dari keterpurukan tersebut. 

Mestinya ini jadi pengingat bahwa semenjak berada di bangku sekolah, saya mengalami banyak penyesalan karena telah menyia-nyiakan segela kesempatan yang ada. Pada kondisi yang sama pula, keterpurukan juga saya alami ketika berada di bangku kuliah. Apakah kesialan itu akan terus ada dan tidak akan berubah?.

Kondisi tersebut saya harus mampu bangkit dan memperbaiki segala kesalahan. Akhirnya, pada semester berikutnya saya mencoba untuk berusaha aktif pada perkuliahan, memperhatikan mata pelajaran dan berusaha untuk dapat menyukainya. Saya pun terus mengasah kemampuan diri dan belajar setiap harinya. 

Alhamdulillah, banyak perubahan saya rasakan. Nilai akademik saya pun mengalami peningkatan dibanding dengan yang ada sebelumnya. Kemudian minat pada jurusan Matematika secara perlahan saya mulai suka.

Pada kondisi itu pula, saya tetap tidak mengabaikan tugas dan tanggungjawab di organisasi. Agenda-agenda organisasi tetap mampu dilakasanakan secara maksimal. Keteguhan dan ketekunan dalam berorganisasi akhirnya dipercaya sebagai sekretaris di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Majene periode 2018-2020. Dan saya juga salah satu dari sekian banyak mahasiswa lulus sebagai Penerima Manfaat Beasiswa Etos ID wilayah Majene.

Dengan membiasakan untuk terus belajar dan belajar, maka hasilnya akan kita rasakan juga. Terwujudnya cita-cita sangat didukung dengan kerasnya usaha dan pengorbanan.

Sebagai seorang Mahasiswa, tentu tidak hanya belajar pada satu bidang ilmu pengetahuan saja. Akan tetapi, Mahasiswa multifungsi yang harus dipertanggungjawabkan kepada banyak orang. Sebagaimana tuntutan Tridarma Perguruan Tinggi agar dapat menjadi generasi yang mampu memberikan perubahan pada bangsa dan negara.

Oleh karena itu, dari sekian banyak kegagalan kita dapatkan justru itulah yang dapat membentuk kepribadian untuk meraih kesuksesan. Karena dari kegagalan yang dialami justru peluang untuk memperbaiki akan banyak kita dapatkan. Dengan keinginan kuat dan sifat optimis maka segala hambatan akan mudah kita melewatinya.  

Kita bisa melihat, bagaimana perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk menyebarkan agama islam sehingga dapat menjadi agama yang paling besar di dunia. Atau bagaimana para pejuang-pejuang Indonesia seperti Soekarno, Muhammad Hatta, Syahrir dan pejuang sederet lainnya yang hampir sebagian hidupnya berada di penjara dan pembuangan. 

Hal itu dilakukan karena tekad yang kuat untuk mewujudkan Indonesia Merdeka. Bahwa kesuksesan yang mereka dapatkan jauh sebelumnya telah mengalami banyak kegagalan.

"Ketika kita mempunyai keinginan yang kuat dalam diri, maka seluruh alam semesta akan bahu-membahu untuk mewujudkannya". Ir. Soekarno. Berjuang tanpa henti dan maju terus. Terbentur, terbentur, terbentur dan akhirnya terbentuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun