Mohon tunggu...
Budi Pasopati
Budi Pasopati Mohon Tunggu... -

berbagi ilmu dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Mesir: Pertikaian Sipil dan Militer

8 Juli 2013   16:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:50 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Dari rentetan sejarah di atas, pendapat saya atas tumbangnya Morsi oleh militer, karena beberapa penyebab (dalam relasi sipil militer):

1.Morsi tetap dalam posisi sebagai bagian dari IM, yang dalam sejarahnya selalu berhadap-hadapan dengan militer. Dengan tetap membawa misi dan kepentingan IM kedalam pemerintahan tanpa mempertimbangkan militer yang merasa sebagai “pemilik” republik Mesir.

2.Pertentang ideologis antara militer dan IM, makin menjadi saat Morsi ingin memaksakan pergantian konstitusi baru dengan mengusur paham nasionalisme dan menggantinya dengan asas Agama. Luka lama, sejak pemerintahan Naser diungkit kembali oleh Morsi. Bagi militer, dasar negara dengan ideologi Nasionalisme adalah harga mati, tidak dapat diganti oleh pemerintah yang memenangkan Pemilu sekalipun atau refrendum.

3.Menghadapi musuh bebuyutan ini (Militer), Morsi tidak berupaya menggalang front persatuan nasional, yang menghimpun semua kekuatan masyarakat sipil tak terkecuali kaum oposisi. Justru sebaliknya, Militer yang dapat “memanfaatkan” barisan sakit hati dari kelompok sipil untuk menyerang Morsi.

4.Kalahnya dominasi militer dengan tumbangnya Hosni Mubarak dan tidak terpilihnya Ahmed Shafik berakibat terhempasnya kubu militer dari kekuasaan. Namun, aspek psikologis atas kekalahan itu, makin diperparah dengan kebijakan politik Morsi yang makin menyudutkan pihak militer. Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden dan merombak struktur militer.

5.Sikap intoleran Morsi dengan melakukan pembiaran atas terjadinya kerusuhan dan instabilitas memancing Militer untuk turut berperan. Sebagaimana diketahui, sebagai “pemilik” republik, Militer memiliki doktrin penyelamatan negara jika dipandang dalam situasi yang tidak stabil. Militer beranggapan pemerintahan sipil telah gagal menjaga stabilitas nasional.

Pada umumnya, militer di suatu negara berkembang (dalam masa transisi) tidak akan pernah mau tunduk dengan pemerintahan sipil. Bilapun terjadi, penundukan tersebut tidak tanpa reserve, terlebih Mesir yang dibangun oleh peran Militer yang begitu dominan. Bagi militer, demokrasi bukanlah tujuan bernegara, tetapi hanya merupakan cara untuk mencapai tujuan, dengan instrumen seperti pemilu dan sebagainya. Tujuan bernegara adalah untuk mencapai masyarakat adil, makmur dan berkeadaban, serta tetap tegaknya kedaulatan dan integritas negara. Mana kala hal ini terancam, dan Pemerintahan sipil dianggap tidak mampu mengatasinya., maka militer – umumnya – dengan panggilan jiwa patriotisme dan kesejarahan – akan turun dan menyelamatkan negara. Fenomena itulah yang saat ini sedang terjadi di Mesir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun