Demikian juga dengan stigmatisasi komunisme. Misalnya, untuk pengalihan kapital perusahaan swasta ke tangan BUMN, juga mustahil. Seolah, mengubah katak menjadi berudu atau kecebong.
Apakah kampanye kedua pasangan calon presiden efektif dalam meraih suara pemilih?
Sementara jajak pendapat menemukan bahwa 59% pemilih menganggap Trump "terlalu ekstrem" untuk menjadi presiden, tetapi hanya 46% yang menganggap Harris terlalu ekstrem. Angka itu, 46%, hampir sama jumlah pemilih Trump yang sudah berkomitmen.
Hikmahnya, kurang berguna untuk melakukan kampanye memakai serangan negatif, penggunaan kata-kata kotor yang melanggar tabu, dan bisa berbuah dosa. Karena sejatinya, para pemilih bukan berkepala hampa. Pemilih telah merekam jejak para calon jauh hari sebelum kampanye.Â
Fakta yang sebenarnya, terkait pilpres di negara adikuasa AS, tak lama lagi bisa kita saksikan bersama-sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H