Mohon tunggu...
Budiono
Budiono Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Selamat membaca tulisan saya.

Subscribe channel YouTube saya: Berbudi TV

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pagi Penuh Tanya

5 April 2018   08:39 Diperbarui: 5 April 2018   08:40 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengapa sulit ku terbangun?

Begitu nyamankah peraduanku?

Terlalu lamakah mataku terbuka di hari kemarin?

Belum cukupkah istirahatku?

Kurang keraskah suara dering yang berulang-ulang itu?

Ataukah ku sekadar menunda-nunda bangunku?

Mengapa sulit ku sambut pagi?

Mungkinkah jiwa ini yang masih ingin berkelana di alam mimpi?

Atau sekadar ingin lari dari realita penuh penat dan sepi?

Entah ke mana kesadaran 'tuk jalani hari pergi?

Tanpa sadar, ku tak ingin ia kembali.

Mengapa sulit bagiku 'tuk bangkit?

Perlukah sebuah pengungkit?

Atau sebuah petunjuk langit?

'Tuk buatku sekejap bangkit,

Sebelum cerah muncul di langit?

Apa mungkin aku benar-benar sakit?

Mengapa tak boleh ku pejamkan lagi mata ini?

Bukankah itu hak asasi?

Mungkin iya, tapi pantaskah berlaku seperti ini?

Perlahan ku coba sadari, dan jawab seluruh tanya pagi.

Hidup bukan 'tuk berbaring sendiri.

Hidup perlu berkreasi agar nama bisa abadi.

Mari, mari, mari perlahan buka mata ini.

Masih sulitkah semua ini?

Ayo bangun, bangkit, sambut pagi, buka lebar kedua mata ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun