Pelantikan presiden pada 20 Oktober 2024 mendatang menjadi momen yang dinantikan oleh masyarakat Indonesia. Seperti halnya berbagai peristiwa besar lainnya, respons terhadap pelantikan presiden kali ini ramai dibicarakan di media sosial.Â
Netizen dari berbagai latar belakang berbondong-bondong menyampaikan pendapat mereka melalui platform-platform seperti Twitter, Instagram, Facebook, hingga TikTok. Tanggapan ini mencerminkan berbagai harapan, kritik, dan kekhawatiran yang mereka rasakan terhadap masa depan Indonesia di bawah kepemimpinan baru.Â
Namun, beberapa minggu terakhir ramai Isu "Fufufafa" yang merujuk pada akun yang viral di Kaskus dan media sosial karena unggahan-unggahan kontroversial, yang dianggap menghina tokoh-tokoh politik seperti Prabowo Subianto.Â
Akun ini menjadi sorotan karena banyak netizen menduga akun tersebut dimiliki oleh Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden saat ini. Dugaan ini diperkuat oleh beberapa kesamaan antara akun Fufufafa dan akun Chili Pari Catering, sebuah bisnis milik Gibran. Isu ini tidak hanya menimbulkan kehebohan di media sosial, tetapi juga memicu keraguan netizen mengenai figur calon pemimpin yang akan dilantik.
Kronologi Isu Fufufafa
Akun Fufufafa pertama kali viral di media sosial setelah beberapa unggahannya di platform Kaskus ditemukan menghina Prabowo Subianto. Akun ini dikaitkan dengan Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo, karena beberapa unggahan serupa juga ditemukan di akun Chili Pari Catering, yang diketahui dimiliki oleh Gibran. Meskipun Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie, telah membantah bahwa akun tersebut milik Gibran, rumor dan spekulasi terus berkembang di kalangan netizen.
Pengaruh Terhadap Opini Publik
Isu ini menimbulkan keraguan di antara netizen terhadap kredibilitas Gibran sebagai calon wakil presiden. Beberapa warganet mengungkapkan ketidaknyamanan mereka atas dugaan bahwa seorang figur publik, yang diharapkan menjadi pemimpin bangsa, terlibat dalam akun yang mengunggah komentar negatif dan provokatif. Di media sosial seperti Twitter, tagar seperti #Fufufafa dan #GibranViral terus bermunculan, dengan banyak yang mempertanyakan etika dan moralitas calon wakil presiden tersebut.Â
"Gue pribadi pernah ngetest nomor itu untuk isi top up gopay. Eh benar lho nama nya"Â dari akun @uyaitumuda di instagram
"Siap² pasca 20 oktober, gimana nasib Gibran. Bayangin aja dari Wapres sekelas Bung Hatta, BJ Habibie, Jusuf Kalla, Boediono, Prof Ma'ruf, tiba² fufufafa, betapa downgrade nya sistem kepemimpinan kita, apa masyarakatnya jg turun level? Seleranya fufufafa?" ucap dari sebuah akun dengan username @iqbalelf di insragramÂ
"Pak @prabowo kalo bisa ganti aja wakil nya nggeh pak...😢" dari akun @purnamawati24434 di instagram
Kontroversi ini memperlihatkan bagaimana isu media sosial dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap pemimpin politik. Bagi sebagian masyarakat, isu ini meningkatkan keraguan terhadap integritas dan kapabilitas Gibran. Namun, bagi pendukungnya, ini tidak memengaruhi keyakinan mereka bahwa Gibran adalah pilihan yang tepat untuk mendampingi presiden terpilih.
Di tengah ketidakpastian ini, pelantikan presiden dan wakil presiden tetap diantisipasi dengan harapan bahwa isu-isu yang muncul tidak akan mengganggu stabilitas politik Indonesia. Namun, publik juga semakin kritis dalam menilai pemimpin, terutama di era digital di mana segala sesuatu bisa menjadi viral dan berpotensi mencoreng reputasi tokoh publik.
Isu Fufufafa mencerminkan bagaimana media sosial dapat menjadi arena pertempuran opini publik menjelang peristiwa politik penting seperti pelantikan presiden. Meskipun telah dibantah oleh beberapa pihak, isu ini terus memicu keraguan di kalangan netizen, menunjukkan bahwa persepsi publik terhadap pemimpin kini semakin dipengaruhi oleh dunia maya. Seiring dengan berjalannya waktu, bagaimana para pemimpin menangani krisis kepercayaan semacam ini akan menjadi penentu dalam menjaga legitimasi dan dukungan rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H