Mohon tunggu...
BUDIMAN ALRUS
BUDIMAN ALRUS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Apa yang bisa saya kerjakan, akan saya kerjakan

Akal sehat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mana Kala Rasa Putus Asa Menghampiri

23 Agustus 2022   23:16 Diperbarui: 28 September 2022   00:52 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Kisah ini saya dapatkan ketika saya masih mengenyam pendidikan di bangku SMA, kala itu saya masih tidak begitu memperdulikan arti dari sebuah kegagalan, bagi saya jika saya gagal dalam suatu hal maka ya sudahlah, saya tidak mau mencoba hal yang sama untuk kedua kali nya.

Oke lanjut..
Suatu hari, tepat pada tanggal 18 agustus seperti yang kita ketahui bahwa, sehari sebelumnya bangsa kita, bangsa indonesia merayakan hari lahirnya kemerdekaan bangsa indonesia.

Dalam rangka memeriahkan HUT kemerdekaan indonesia, sekolah kami mengadakan semacam event perlombaan yang mana pesertanya seluruh warga sekolah. Hal ini sudah menjadi hal yang wajib ada setiap tahun nya di sekolah kami, jika tidak diadakan maka akan terasa kurang dalam perayaan HUT kemerdekaan negara kita. Ibarat masakan tanpa garam, hambar. Hehe..

Setiap cabang perlombaan yang sudah ditentukan, ada satu cabang perlombaan yang membuat saya tertarik dan jelas, saya langsung mendaftarkan diri, dengan penuh rasa percaya diri, karena apa? Karena saya merasa saya sudah ahli di bidang itu dan yang lain tidak.

Haha,, dari awal sudah sombong aku, Dasar.
Oke singkat cerita, sampailah pada saat saya yang akan tampil, panitia pun memanggil nomor peserta yang saya dapat saat pencabutan undian, kala itu saya mendapat nomor undian 2.

Saat saya naik keatas panggung, Jantung mulai berdetak kencang, pikiran sudah tak lagi fokus, ratusan pasang mata mengarah kearah saya, keringat pun mulai bercucuran. entah kenapa saat itu tiba-tiba saya nge blank dan tidak tahu apa yang akan saya sampaikan, padahal sehari sebelum nya saya sudah sangat yakin dan penuh percaya diri akan menampilkan yang terbaik.

Singkat cerita, turunlah saya dari atas panggung dengan rasa malu, tanpa sepatah katapun yang dapat saya katakan kala itu..

Kemudian sampailah pada keesokan hari nya, saya duduk sendirian didalam kelas sambil merenung atas apa yang sudah terjadi kemaren dengan rasa putus asa. Melihat saya yang murung, datanglah seorang guru, sambil duduk dia berkata "kegagalan itu merupakan hal yang wajar nak. Saya tersentak dan merasa sedikit kaget, karena saya tidak mengetahui akan kedatangan nya.

Lalu setelah ia mengucap seperti itu, ia pun bercerita suatu kisah kepada saya tentang seorang pemuda dengan seorang pengusaha kayu..


Dia (guru) mulai bercerita.
Suatu ketika datanglah seorang pemuda penganguran kepada seorang pengusaha kayu dengan maksud meminta sebuah pekerjaan nya.
"apapun pekerjaan nya akan saya lakukan" kata si pemuda kepada si pengusaha kayu tersebut. Kemudian pengusaha kayu ini berkata "baiklah kalau begitu, kebetulan saya sedang membutuhkan pekerja untuk menebang kayu-kayu saya ini (sambil menunjuk lahan milik nya yang seluas mata memandang itu). Tidak berlama-lama si pemuda begitu gembira dan bersemangat untuk bekerja dia pun langsung bergegas pulang untuk mempersiapkan peralatan yaitu sebuah kapak untuk dia bekerja besok.

Singkat cerita sampai lah keesokan hari nya, dihari pertama ia bekerja, tak tangung-tangung ia mampu menebang 100 pohon dalam satu har. Melihat kinerja pemuda tersebut, pengusaha kayu ini pun memuji pemuda tersebut seraya berkata "luar biasa, memang tak sia-sia saya mempekerjakan mu disini". Si pemuda pun di hari pertama ia bekerja pulang dengan rasa bangga karena mendapat pujian dari bos nya.

Keesokan harinya, tepat dihari kedua ia bekerja, si pemuda ini bertekad untuk menebang kayu lebih banyak dari hari pertama, namun apalah daya, bukan nya lebih banyak dari hari pertama, di hari kedua ia hanya mampu menebang 65 kayu saja, tentu ini jauh lebih sedikit dari hari pertama. Singkat cerita akhirnya pemuda ini pun pulang dengan rasa sedikit emosi atas apa yang ia peroleh hari ini.

Sampailah di hari ketiga, dimana pemuda ini menebang pohon lagi namun hasil dari tebangan nya seharian cuma sekitar 20 pohon saja..


Dia mulai mengeluh dan bertanya "kenapa dengan ku? Apakah kekuatanku sudah habis?" Katanya dengan wajah yang murung. Melihat pekerja nya murung, pengusaha kayu tersebut pun bertanya kepada si pemuda, " kamu kenapa wahai anak muda?" Kemudian si pemuda menjawab "seperti nya aku sudah tidak bisa bekerja ditempat tuan lagi, (dengan nada sedih). Karena semakin hari hasil tebangan ku semakin sedikit, aku merasa pekerjaan ini tidak cocok bagiku." Lalu si pengusaha kayu menjawab "Kapan terakhir kali kamu mengasah kapak mu?" Pemuda itu pun terdiam, karena ia menyadari kapak yang ia gunakan untuk menebang kayu tidak pernah diasah  nya lagi sejak beberapa hari belakangan sebelum ia bekerja sebagai tukang kayu..

Jadi, apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ini? Kita ibaratkan Kapak yang tidak diasah bisa menjadi tumpul, begitu juga dengan kemampuan, jika tidak dilatih, jika tidak dikembangkan akan bernasib sama seperti kapak, akan tumpul. Kita ambil pelajaran dari si pemuda tukang kayu diatas, jangan hanya karena kita gagal sekali dua kali kita langsung berputus asa lalu menyalahkan diri sendiri, padahal kita lupa ada hal yang lebih besar yaitu kemampuan yang kita miliki mesti kita kembangkan, kita asah dan kita latih agar kian hari semakin baik.

"JANGAN MERASA BERPUAS DIRI DAN MERASA LEBIH BAIK DARI ORANG LAIN, KARENA HAL YANG DEMIKIAN ITULAH YANG AKAN MENJERUMUSKAN DALAM KETERPURUKAN".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun