Mohon tunggu...
Budiman Ali
Budiman Ali Mohon Tunggu... Nelayan - Pemilik lahan

Petani kampung yang terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Strategi Digital Menuju Revolusi Industri 4.0

5 Oktober 2018   10:27 Diperbarui: 5 Oktober 2018   10:51 2074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joshua Pas, Ph.D., Managing Director and Investment Committee of AddVentures by SCG (sumber : nationmultimedia.com)

Kemajuan teknologi membuat wajah dunia industri berubah. Dunia kini memasuki era generasi keempat atau revolusi industri 4.0. Era milenial ini ditandai dengan pola digital economi, big data, dan serba otomasi. Teknologi membuat dunia virtual dan fisik saling terkoneksi berbasis jaringan internet. Karena itu era ini telah mengubah lanskap dunia bisnis dan pola konsumsi masyarakat yang berbasis pada teknologi digital. 

Pencapaian ini diperoleh umat manusia setelah melewati tiga revolusi. Pertama terjadi pada abad ke-18 yang melahirkan mesin uap. Ke dua abad 20 terciptanya pembangkit tenaga listrik yang memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, dan pesawat terbang. Kemudian, revolusi industri generasi ke tiga ditandai dengan kemunculan teknologi informasi dan elektronik pada awal tahun 1970. 

Konsep revolusi industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab, Founder and Executive Chairman of the World Economic Forum. Ekonom terkenal asal Jerman itu menulis dalam bukunya, The Fourth Industrial Revolution bahwa konsep itu telah mengubah hidup dan kerja manusia. 

Revolusi ini melahirkan superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing mengenetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak.

Menghadapi perubahan era yang penuh tantangan ini, dibutuhkan strategi dalam melakukan tranformasi dan investasi. Agar perusahaan dan bisnis yang masih bergaya konvensional tidak digilas zaman digital. Karena itu, konglomerat bisnis asal Thailand Siam Cement Group (SCG) menggelar Invesment Forum 2018 dengan tema #DigitalPassion: Transformations that Change You. Dalam forum ini, SCG memperkenalkan AddVentures, sebagai salah satu anak perusahaan untuk memperluas bisnis ke dalam sektor teknologi digital.

Selain itu, SCG juga menunjukkan inovasi digital pada banyak aspek bisnis, terutama peluang untuk mendukung startup yang potensial berkembang cepat dan mendorong pertumbuhan untuk era industri 4.0.

Invesment Forum 2018 dihadiri lebih dari 200 peserta dari badan pemerintah, mitra bisnis, pelanggan, dan perbankan. Para peserta berdiskusi dengan narasumber andal dari raksasa startup lokal yakni, Managing Director SCG, Joshua Pas, Chief Executive Officer Dekoruma, Dimas Harry Priawan, Head of Corporate Development Go-jek Justin Choi, Chief Strategy Officer Bukalapak, Teddy Oetomo.

Managing Director SCG, Joshua Pas, menjelaskan, digital dan teknologi merupakan masadepan bisnis. AddVentures by SCG dirancang secara strategis untuk memungkinkan dan mendukung starup dan wirausaha tumbuh. Sesuai dengan tujuan pemerintah Indonesia untuk menjadi The Digital Energy of Asia.

"Kami membuka kesempatan kerjasama dengan starup digital Indonesia. Kita bisa berkembang bersama-sama dengan memanfaatkan jaringan, keahlian, dan sumber daya SCG," kata Joshua. 

Tema Investment Forum tahun ini menekankan pada pentingnya transformasi digital untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Berdasarkan IDC, pusat data terbesar di Indonesia, pada 2021, transformasi digital akan menambahkan sekitar USD 1,16 triliun kepada GDP Asia Pasifik, dan meningkatkan pertumbuhan sebesar 0,8% per tahun.

Indonesia diprediksi akan menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan nilai pasar sebesar USD 130 Miliar pada 2020. Tahun 2021, setidaknya 40% GDP Indonesia akan menjadi digital, dengan pertumbuhan di setiap industri didorong oleh kemajuan secara digital, operasi, dan hubungan. Teknologi adalah kunci untuk pertumbuhan industri di masa depan.

Nantapong Chantrakul selaku Country Director SCG Indonesia mengatakan, SCG selalu berkembang dan beradaptasi terhadap evolusi dan trend selama lebih dari 100 tahun dan akan terus tumbuh di masa depan untuk memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggan dan mitra.

"Hal ini merupakan perwujudan dari semangat kami, "Passion for Better" yang merupakan fondasi dari setiap operasi bisnis kami," katanya di Jakarta, Rabu (3/10/2018).

Ditambahkan Nantapong, era industri 4.0 telah di depan mata dan hal ini semakin penting bagi pertumbuhan di kawasan ASEAN. Teknologi merupakan kunci yang dapat mendorong bisnis untuk tumbuh dan berkembang saat ini.

"Untuk mendorong pertumbuhan, kami semakin berfokus untuk mengadopsi teknologi pada seluruh proses perusahaan serta mengembangkan investasi ke dalam bisnis teknologi digital," jelas Nantapong.

Diketahui SCG terus memperluas transformasi digital dengan anak perusahannya AddVentures. Perusahaan venture capital ini diluncurkan pada Juni 2017. AddVentures menyediakan tiga skema kerjasama yaitu venture capital fund, kemitraan ekosistem, dan investasi langsung. Tahun ini ada 11 starup di Asia Tenggara yang telah bekerjasama dengan AddVenture. Perusahaan ini juga melakukan investasi dalam skala dunia seperti di Sillicon Valley, Tel Aviv, dan China.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun