Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hama

25 Maret 2020   13:42 Diperbarui: 25 Maret 2020   13:42 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang terbersit di pikiran klian ketika mendengar kata 'Hama'? Secara umum pikiran kita pastilah tertuju pada tikus, keong mas, hama wereng, walang sangit dan burung yang sering memakan padi pak tani di sawah. Atau mungkin juga kita kepikiran pada ulat yang hobby banget menyantap daun tanaman di halaman rumah kita. Bisa juga codot yang suka makan buah mangga kita di pohon. Pokoknya mengacu pada binatang pengganggu yang bertubuh kecil. Begitu, kan, kira-kira?

Kalian salah besar! Jangan dikira kalo hama itu selalu berupa binatang dengan ukuran kecil. Penduduk Lampung sering menyebut gajah sebagai hama. Karena sekelompok gajah di sana memang sering merusak tanaman penduduk. Jadi hama itu bisa kecil sekali tapi bisa juga gede banget.

Menurut Wikipedia: "Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan manusia sehari-hari. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktiknya, istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan."

Nah, masalahnya adalah manusia jaman sekarang banyak yang lebih banyak menjalani hidupnya di social media. Pertanyaan saya adalah: "Apakah ada hama di social media?"

Ya, pasti ada. Coba kita baca lagi definisi 'hama' di atas. "Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari."

Jadi kalo kita abis nulis status di social media, terus gak ada angin, gak ada ujan tiba-tiba ada orang yang nyerang kita. Bagaimana pendapat kalian? Mereka pastinya adalah organisme yang merugikan dan tidak kita inginkan, bukan? Berarti manusia kayak gitu bisa kita masukkan dalam kategori hama.

Kalo kita berdebat dengan seorang teman, lalu temen kita emosi dan memaki kita 'Kafir'. Memaki kita 'munafik'. Menganggap kita calon penghuni neraka. Saat itu kita harus menyadari bahwa orang itu sebenernya bukan temen kita. Dia adalah manusia yang udah terjangkit dan bermutasi jadi hama. Dia telah menjelma menjadi organisme yang merugikan dan tak diinginkan.

Saya pernah nulis begini di status, "Saya sangat mencintai Ibu saya. Di dunia ini hanya ibulah yang bisa saya percaya 100%."

Tau-tau ada yang komen, "Gak boleh percaya sama manusia, itu syirik namanya."

Saya gak merasa perlu membalas komen itu. Buat saya yang ngasih komen seperti itu hama. Organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari.

Sekarang ini virus Corona sedang menyerang dunia. Akibatnya, kita semua harus tinggal di rumah. Dan hal ini penting sekali. Bukan hanya penting buat kita. Tapi juga penting buat orang lain. Kenapa? Karena dengan mengisolasi diri, kita bukan hanya menghindar dari virus Corona tapi kita juga menghindarkan temen kita agar mereka tidak tertular. Kita gak pernah tau apakah kita sudah tertular atau tidak.

Mengisolasi diri adalah perbuatan bertanggung jawab. Ketika seseorang bilang dia tetep mau ke gereja buat kebaktian. Atau ada seorang netizen berkata bahwa dia tetep mau ke masjid buat sholat Jumat, apa reaksi kita? Ya, cuekin aja. Masak hama diajak berdebat? Telepon aja polisi biar semua kegiatan yang mendatangkan kerumunan segera dibubarkan.

Virus Corona adalah musuh dunia. Sudah terlalu banyak orang yang menjadi korban. Corona juga telah memporakporandakan ekonomi dunia. Termasuk negeri kita. Rupiah anjlok drastis terhadap dollar. Situasi betul-betul memprihatinkan.

Sebagai bangsa yang besar, sudah sewajarnya kita bersatu, melupakan perselisihan sejenak untuk menghadapi bencana ini. Sudah selayaknya kita saling melindungi satu sama lain dengan mengisolasi diri. Sudah sepantasnya kita saling bahu membahu untuk menyelamatkan negeri ini. Dan seharusnya itu tidak terlalu sulit. Kita punya kepentingan yang sama. Kita harus mengusir virus ini dari bumi Pertiwi.

Jadi jika kita melihat ada pejabat yang mengeluarkan kebijakan untuk memancing kerumunan supaya penduduk kotanya terjangkit? Tidak dapat disangkal lagi: Dia adalah hama.  

Kalo ada politisi yang ingin memanfaatkan krisis Corona dengan menghasut mahasiswa untuk berdemo karena menganggap negeri kita sedang krisis, yakinilah orang itu pastilah hama.

Kalo ada yang memanfaatkan virus Corona untuk kepentingan politiknya dan menjatuhkan pemerintah yang sah? Ya, pastilah mereka adalah hama. Kok, hama? Ya iyalah. Coba liat lagi definisinya:.

"Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktiknya, istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan." "

Mungkin sulit buat kalian untuk memahami dengan jelas seperti apa hama yang saya maksud. Sebetulnya gampang cara membedakannya. Coba perhatikan ruang komen artikel ini. Baca baik-baik. Di sana kalian akan menemukan dengan mudah mana manusia seutuhnya dan mana yang hama.

Yuk, share tulisan ini. Biar semua orang menyadari bahwa banyak hama di social media. Mari kita basmi hama dan selamatkan bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun