Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pak Mohan, Sopir Taksi yang Baik Hati

10 Juli 2019   18:17 Diperbarui: 10 Juli 2019   18:34 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bareng Pak Mohan biar saya ketularan kebaikannya

Selasa, 9 Juli, 2019

Pukul 14.34, pesawat Garuda GA 567 mendarat di Terminal 3, Bandara Cengkareng. Saya langsung memesan taxi Blue Bird. Gak lama setelah mengambil nomor urut dari mesin pemesanan, saya udah duduk di belakang taxi berwarna biru dengan logo burung berwarna sama.

Kekangenan yang memuncak pada Adoy, membuat saya WA-an terus dengan anak saya tersebut. Di sepanjang jalan, saya begitu sibuk chatting sehingga hanya menjawab seperlunya pada Si Sopir Taxi yang berusaha memancing percakapan.

Sesampainya di tujuan, saya langsung berlari ke dalam rumah dan memeluk dan mencium anak bangor tersebut. Meskipun nakalnya minta ampun, anak ini ngangenin banget loh. Sumpe!

"Kok WA aku yang terakhir gak Om Bud bales, sih?" protes Adoy.

"Weits mana mungkin! Semua message Adoy udah Om Bud bales, "kata saya sambil meraih HP di kantong.

Eh? Mana nih HP saya? Hadoh! HP saya kok gak ada? Ke mana perginya? Padahal saya selalu menyimpannya di kantong blue jeans sebelah kanan. Saya berusaha mengingat-ngingat di mana perangkat komunikasi itu berada.

Ini nomor identifikasi taksi Pak Mohan
Ini nomor identifikasi taksi Pak Mohan
Astaghfirullah!!! HP saya ketinggalan di taxi. Dengan cepat saya berlari ke arah luar tapi taxi itu udah pergi.

Untuk memasuki komplek perumahan kami, semua taxi harus meninggalkan identitas kendaraannya di pos sekuriti. Mengingat hal itu, saya berlari lagi ke pos satpam dengan harapan mereka masih mengingat nomor taxi tersebut.Tapi hasilnya nihil. Satpam tidak pernah mencatat identitas taxi yang masuk.

Adoy mencoba menelpon HP saya tapi tidak diangkat. Ya pastilah karena saya selalu men-setting HP dalam posisi silent. Sang Sopir pasti juga belom menyadari kalo di jok belakang ada HP orang ganteng tertinggal.

Melalui laptop, saya mencoba minta tolong pada Uncle Google dengan menggunakan fitur "Find your device,". Di sana saya melihat pergerakan HP sedang mobile. Artinya perkiraan bahwa HP tertinggal di taxi bisa dipastikan kebenarannya.

Untungnya lewat fitur 'Find your device', kita bisa memaksa HP berdering selama 5 menit terus-menerus meskipun HP tersebut dalam posisi silent. Saya aktifkan bunyinya supaya Si Sopir mengetahui bahwa ada mantan penumpangnya yang merasa jomblo tanpa HP.

Program Find your device
Program Find your device
Setelah 5 menit berlalu, isteri saya menelpon HP suaminya dan ....diangkat!!!! Yeay!!!

Sang Sopir membenarkan bahwa ada HP yang tertinggal. Mengetahui bahwa Si Supir udah cukup jauh dan sudah berada di tol Jagorawi, isteri saya gak tega menyuruh dia balik ke rumah.

"Atau begini aja. Bapak brenti deh di mana kek, ntar saya susul Bapak ke tempat itu, " usul isteri.

Di luar dugaan, Sang Sopir berkata, "Jangan, Bu. Gapapa saya yang balik aja ke rumah Ibu. Tunggu ya, Bu."

Gak sampe 15 menit, taxi yang kami nanti-nanti tu telah parkir di depan rumah. Dengan wajah riang, sopirnya ke luar sambil menenteng HP yang tertinggal.

Bukan main senengnya saya menerima HP tersebut. Saya juga terharu sekali pada kebaikan Sang Sopir. Akhirnya dengan resmi kami berkenalan. Namanya Pak Mohan. Nomor taxinya FD 3725.

Setelah Pak Mohan pergi, saya langsung sholat Ashar lalu mendoakan Sopir baik hati itu diberikan rejeki yang banyak dari Tuhan. Orang dengan kebaikan seperti itu, saya rasa layak mendapatkan lebih dari Allah. Insya Allah. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun