Di sebuah kampus swasta ternama, di Jakarta, ada seorang mahasiswa perempuan. Dia gak cantik juga tidak jelek. Secara umum gadis ini sangat menyenangkan, namanya Anita. Semua orang suka padanya.
"Awas, kecoak!" teriak seorang teman mengganggu Anita.
"Eh, kecoak, mana kecoak, eh kecowok, mana cowok, eh kont*il. Eh panjang, eh kon*il panjang...!!!" teriak Anita lalu semua orang tertawa terbahak-bahak ngeliat kelakuannya.
Yak! Anita mempunyai penyakit latah. Dan hal itu sangat mengganggu perasaan orang tuanya. Sang Ibu sering gak tega ngeliat anaknya dibully gara-gara penyakit latahnya tersebut. Ibunya berpikir, 'Anakku berpenyakit latah tapi disukai oleh teman-temannya. Apalagi kalo dia gak latah.' Berdasarkan pemikiran itu, Sang Ibu membawa Anita ke Hypnoterapis untuk diterapi.
"Awas kecoak!!!!" teriak Si Hypnoterapis dengan suara menggelegar. Anita baru selesai diterapi dan hypnoterapis itu sedang ngetest Anita tanpa pemberitahuan lebih dulu..
"Kecoak? Gak ada kecoak di sini?" sahut Anita dengan suara biasa bahkan sangat kalem.
Rupanya hypnoterapis tersebut sangat handal. Dengan satu kali terapi, Anita langsung sembuh. Bukan main girangnya Sang Ibu. Dia memeluk Anita seerat mungkin dan menciumi pipi anaknya bertalu-talu karena dilanda rasa syukur yang audzubillah besarnya.
Hari-hari berlalu. Belum sampai dua minggu menikmati kesembuhan itu, Anita datang lagi ke hypnoterapis dan minta latahnya dikembalikan seperti semula....
"Kok dia malah minta jadi latah lagi, Sep?" tanya saya sebel banget karena tiba-tiba Asep berhenti bercerita.
"Begitulah hidup, Om Bud." kata Asep lalu melanjutkan, "Rupanya karena latahnya sembuh, teman-temannya merasa Anita udah gak fun lagi."
"Oooooo... jadi Anita merasa eksistensinya adalah karena latahnya itu? Sementara temen-temannya kehilangan obyek untuk dibully?" tanya saya memastikan.
"Betul! Dia mulai dijauhi oleh teman-temannya. Buat mereka Anita udah gak asyik seperti dulu."
"Gile! Ribet banget, yak? Jadi Anita merasa lebih baik dibully tapi jadi center of the universe daripada sembuh tapi gak punya teman?" kata saya lagi.
Asep cuma mengangguk tanpa memuntahkan sebutir kata. Sejenak kami berdua terdiam dan larut dalam cerita aneh di atas.
"Gimana cara ngembaliin latahnya itu, Sep?" tanya saya memecah keheningan.
"Gampang, Om Bud. Kita bawa aja orang itu ke masa latahnya lalu kita bawa latah itu ke masa kini. Selesai."
"Oh, bisa ya? Berarti kalo kita mau bawa masa bahagia kita dulu ke masa kini, juga bisa, dong?" tanya saya takjub bukan main.
"Sangat bisa! Anak-anak Ombud kan dua-duanya sangat sugestif. Nah, kalo anak-anak Om Bud lagi sedih atau patah hati, caranya sama. Bawa anak kita ke masa paling membahagiakan yang pernah dia rasakan. Lalu bawa kebahagiaan itu ke masa sekarang."
Untuk kesekian kalinya, Asep Herna membuka mata saya tentang bagaimana melakukan sugesti-seguesti positif pada anak secara efektif. Kalo kalian tertarik mempelajari bagaimana memberi sugesti positif pada anak, Kang Asep akan membagi ilmunya pada kita semua.Â
Judul materinya "Hypnotic Parenting". Secara umum Kang Asep akan mengajarkan metode berkomunikasi dengan putera-puteri kita. Tujuannya tentu bagaimana membuat sugesti-sugesti positif tersebut dapat kita tanamkan di benak Sang Anak.
Sharing ini akan dilakukan setiap minggu malam secara online agar bisa diikuti oleh semua orangtua di seluruh Indonesia. Biayanya berapa? Lupakan soal biaya. Kang Asep akan memberikan pelatihan online ini tanpa memungut bayaran alias GRATIS! Â Caranya gimana?
Gampang! kalian tinggal masuk ke page JukajoMom, ini linknya di sini lalu ikuti sharingnya yang diadakan setiap hari minggu malam, pukul 8.30. Waktu ini dipilih agar keuntungan ganda dapat diraih. Beristirahat sambil memanen manfaat.
Sampai besok malam. Sering-sering ikut sharing ini ya teman-teman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H