Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ari-Reda, Hanya Tuhan yang Dapat Memisahkan Mereka

19 Juni 2018   22:02 Diperbarui: 20 Juni 2018   09:55 2628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian besar puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono dinyanyikan oleh Ari-Reda. Melalui musikalisasi puisi inilah popularitas Ari-Reda semakin terbangun. Di sinilah tiba-tiba duet Ari Reda memperoleh identitasnya. 

Suka gak suka, image mereka terbentuk sebagai penyanyi musikalisasi puisi. Perjuangan Ari-Reda tidak sia-sia, banyak sudah puisi-puisi Sapardi menjadi terkenal berkat keindahan suara duet ini, antara lain; Hujan Bulan Juni, Aku Ingin, Sajak Kecil Tentang Cinta, dan masih banyak lagi.

Saya mengenal Ari-Reda dengan baik. Jangan mengira duet ini berjalan dengan mulus. Tabiat keduanya sama-sama keras. Hubungan mereka sebagai pasangan duet juga mengalami pasang surut. 

Namun seiring berjalannya waktu, keduanya menyadari bahwa perpaduan suara mereka begitu dicintai fansnya. Bagi para penggemarnya, perpaduan suara mereka terlalu indah untuk dipisahkan sehingga suara Reda rasanya tidak lengkap tanpa suara Ari dan suara Ari terasa tidak komplet tanpa suara Reda.

Saya punya kecurigaan bahwa kecocokan suara berdua itulah yang membuat mereka akhirnya berkompromi. Berbagai macam perbedaan satu demi satu dapat diselesaikan dan akhirnya menjadikan duet mereka abadi sampai ajal sajalah yang mampu memisahkan mereka.

Kematian Ari telah membuat semua orang bersedih. Saya cukup prihatin pada Reda, dia pasti sangat terpukul. Kalo saya aja bisa merasa begitu kehilangan atas kepergian Ari apalagi Reda sebagai temannya, sebagai mitra kerjanya sekaligus sebagai sahabat abadinya. Yang tabah ya, Red. Kita semua kehilangan Ari yang loveable, pasangan yang keras kepala tapi tawanya begitu menyejukkan hati semua orang yang mendengarnya. Kita semua mencintai Ari.

Mungkin gak banyak yang tau bahwa dengan Reda, saya juga bersahabat erat. Kami sama-sama menuntut ilmu di FSUI jurusan Sastra Perancis. Kami berdua juga pernah bekerja di perusahaan yang sama yaitu di Ogilvy Advertising sebagai copywriter. 

Jadi kecintaan saya dengan Reda juga sama besarnya dengan Ari. Begitu sayangnya saya pada Reda sehingga ketika dia mengadakan show di Yogya dengan Jubing (Jubing menggantikan Ari karena Ari sedang dirawat di rumah sakit Hasan Sadikin, Bandung), saya bersama isteri menyempatkan diri untuk datang ke Kota Pelajar itu untuk menonton show mereka. Di Sastra Perancis UI, Reda adalah kakak kelas saya, di kehidupan pribadi, Reda sudah saya anggap seperti kakak saya sendiri.

Tidak berbeda dengan Ari, Reda juga orangnya baik banget. Saya tau bahwa dalam beberapa show, mereka tidak mempunyai rencana untuk menyanyikan lagu saya tapi ngeliat kehadiran saya, Reda secara spontan mengumumkan bahwa lagu selanjutnya yang akan mereka nyanyikan adalah puisi Sapardi yang saya ciptakan.

Thanks ya, Red. Tuhan itu melakukan sesuatu selalu ada alasannya. Saya yakin Tuhan punya rencana sendiri untuk kamu. Dan rencana Tuhan itu selalu lebih baik dari rencana kita sehingga hal-hal baik sajalah yang akan terjadi pada kamu selanjutnya. I love you, Reda Gaudiamo


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun