Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyiasati Anak yang Selalu Membantah

2 Juni 2018   13:11 Diperbarui: 2 Juni 2018   13:24 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hadoh, Pah! Aku nyerah deh, anak kita Si Marlon disuruh mandi susah banget! Capek aku!" kata seorang isteri pada suaminya.

"Oh, ya? Kenapa dia gak mau mandi?" tanya Si Ayah.

"Emang anak kita bandel aja! Kemaren dia mandi jam 7 malem, itupun setelah aku paksa setengah mati," jawab isterinya.

"Okay, ntar saya ngomong ke dia," sahut Sang Suami dengan suara sangat yakin.

Dengan langkah perlahan, Sang Ayah menghampiri anaknya yang sedang asyik bermain Lego di depan TV. Dengan suara lembut Sang Ayah memanggil, "Marlon!"

"Ya, Ayah," sahut Si Anak tanpa menoleh dan terus asyik dengan mainannya.

"Marlon, sekarang sudah jam 5. Kamu mau mandi sekarang atau 5 menit lagi?" kata Sang Ayah.

Dengan suara tegas dan galak, Si Anak menyahut, "5 menit lagi!"

Dan sungguh aneh, setelah 5 menit berlalu, Sang Anak mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Mission accomplished! Hebat, kan? Buat Sang Ayah gak ada bedanya antara mandi sekarang dan 5 menit lagi. Yang penting obyektif untuk menyuruh anak mandi tercapai. Pertanyaannya adalah kenapa Si Anak mau menurut pada ayahnya padahal sebelumnya membantah pada ibunya?

Memang tidak mudah mendidik anak terutama ketika anak kita mulai besar dan cenderung menjadi pemberontak. Di masa-masa itu mereka selalu alergi pada nasihat. Di kepala mereka ada kecenderungan untuk selalu melawan dan melakukan kebalikan dari yang dianjurkan oleh bapak ibunya. Dan satu hal yang penting adalah mereka ingin mengambil keputusan sendiri dalam melakukan sesuatu, misalnya kapan harus makan, kapan harus mandi dan kapan harus tidur. Mereka gak suka diperintah-perintah. Mereka ingin memegang kontrol atas semua tindakannya.

Sang Ayah dengan cerdas tidak menyuruh anaknya untuk mandi tapi memberikan pilihan; 1. Mau mandi sekarang atau 2. Mau mandi 5 menit lagi. Si Anak memilih untuk mandi 5 menit lagi dan keputusannya ini membuat dia merasa telah mengambil keputusan sendiri. Sebuah jebakan batman yang membuat win-win solution. Orangtua senang karena berhasil menyuruh anak mandi, sedangkan Si Anak tidak merasa turun drajatnya karena merasa memegang kontrol dan telah membuat keputusan sendiri.

Kebetulan Si Ayah tersebut adalah temen saya, namanya Asep Herna. Dia seorang hipnoterapis yang telah menerbitkan buku best seller yang berjudul "Hebatnya Hipnosis Anak". Peristiwa di atas cuma salah satu pengetahuan kecil yang diajarkan Asep Herna ke saya. Keliatannya sepele tapi manfaatnya sangat diperlukan oleh semua orangtua yang mempunyai masalah komunikasi dengan anak-anaknya.

Berkah Ramadhan memang sering gak disangka-sangka. Dibulan suci ini, Kang Asep akan membagi ilmunya pada kita semua. Judul materinya "Hypnotic Parenting". Secara umum Kang Asep akan mengajarkan pada kita metode berkomunikasi dengan putera-puterinya. Sharing ini akan dilakukan secara online agar bisa diikuti oleh semua orangtua di seluruh Indonesia. Biayanya berapa? Lupakan soal biaya. Ini Bulan Ramadhan, Bung. Bulan di mana kita perlu melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya. Artinya Kang Asep akan memberikan pelathan online ini secara GRATIS. Caranya gimana?

Gampang! kalian tinggal masuk ke page JukajoMom, ini linknya lalu ikuti sharingnya yang diadakan setiap hari MINGU MALAM, pukul 8.30. Waktu ini dipilih menyesuaikan selesainya sholat tarawih. menyenangkan sekali, bukan? Bulan Ramadhan memang selalu penuh berkah. Semua terasa lebih tenang, semua terasa lebih indah.

Silakan dishare artikel ini supaya keberkahan bisa sampai ke semua teman-teman di seluruh Nusantara. Selamat menikmati bulan penuh berkah teman-teman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun