"Iya, Pak. Maaf sekali lagi. Lain kali saya akan tanya dulu apakah spion mobil itu otomatis atau tidak."
Saya menepuk pundak Si Sekuriti lalu langsung berjalan ke arah mesjid. Saya merenungkan ucapan saya barusan, entah dari mana saya bisa mengeluarkan kalimat tadi. Rasanya kok kayak ke luar begitu saja seperti didiktekan oleh seseorang yang tak terlihat. Hebatnya lagi, kalimat tersebut juga berlaku di konteks yang berbeda. Misalnya menyebarkan hoax. Ketika mendapat kiriman hoax awalnya kita mengira itu adalah sebuah kebenaran makanya kita punya niat baik untuk menyebarkannya dan hasilnya? Malah kita jadi penebar fitnah. Astraghfirullah! Berbahaya sekali, bukan?Â
Saya kira ini sebuah pembelajaran yang baik. Saya ambil HP saya dan membuka aplikasi S Note dan menuliskan omongan saya tadi biar gak lupa:
"Niat baik itu bagus, Tapi niat baik tanpa dilandasi pengetahuan, malahan akan menyusahkan orang lain."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H