"Om Bud mau denger, gak?"
"Udah ada di Youtube, Om. Ntar Alan WA, ya, linknya?"
"Hah? Udah ada di Youtube? Keren banget, Lan? Siapa yang bikinin?"
"Sepupu Alan, Om. Dia juga yang bikinin video clipnya."
Malam itu saya mencoba dengerin lagunya Alan di sini tanpa bernafsu. Dalam hati saya, sebagus-bagusnya lagu ciptaan Alan pastilah hasilnya seadanya kalo gak mau dibilang jelek. Namun apa yang terjadi? Masya Allah! Setelah saya simak ternyata lagunya bagus banget, loh. Luar biasa! Suaranya juga keren. Video clipnya juga lumayan bikin trenyuh dan dibintanginya sendiri. Saya terharu bukan main.
Besok siangnya, seperti biasa saya memanggil Alan untuk meminta tolong beli makan siang. Semua orang ikutan pada nitip beli makanan padanya. Sambil mencatat semua pesanan, saya ngomong ke dia, "Lan, gue udah dengerin lagu lo. Keren, Lan. Semoga suatu hari bisa terdengar oleh produser dan ada yang mau bikinin album buat lo, ya."
"Terima kasih, Om. Emang maksud Alan juga begitu. Alan gak mau jadi office boy terus-terusan."
Seperti nasihat ayah saya di atas, Alan memang belum mendapat kesempatan untuk membuat album rekaman. Dia tidak mengenal siapa-siapa di industri musik tapi hebatnya dia tetap bekerja. Dia tidak menunggu tawaran datang. Dia langsung bekerja dan insya Allah ke depannya akan datang kesempatan yang selama ini dikejarnya.
"Emang cita-cita lo mau jadi apa, Lan?" tanya saya mencoba memastikan keinginannya.
"Ah, Om Bud pertanyaannya bikin malu aja, nih," sahutnya dengan suara pelan, tersenyum malu tapi dibalik senyumnya yang tipis saya melihat ada tekad yang kuat untuk mengejar mimpinya itu.