Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Office Boy Saya Bercita-cita Jadi Artis

16 Februari 2018   14:01 Diperbarui: 16 Februari 2018   14:40 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alan perform di salah satu workshop saya

Ayah saya sering menasihati anak-anaknya, "Allah hanya memberi rejeki pada yang bekerja. Jangan menunggu pekerjaan datang untuk bekerja tapi bekerjalah dulu maka Tuhan akan memberikan pekerjaan padamu."

Dulu saya agak sulit menerjemahkan kalimat ayah saya ini sampai akhirnya seorang office boy bernama, Alan, telah membuka mata saya. Alan adalah seorang office boy yang bekerja di kantor kami, sebuah kantor advertising bernama MACS909. Dia tinggal di luar kota, tepatnya  di sebuah desa kecil bernama Desa Sukamanah, di pinggiran Kota Bogor. Itu sebabnya dia hanya pulang pas week end. Sepanjang weed days dia tinggal di kantor untuk menghemat uang.

Ketika semua orang di kantor sudah pulang ke rumah masing-masing, tinggallah Alan seorang diri di dalam ruko berlantai 3 itu. Untuk membantu mengusir rasa sepi, saya meminjamkan gitar yang memang selalu saya tinggal di kantor. Alan senang sekali menerima tawaran tersebut. Dan sejak malam itu dia tidak kuatir lagi diselimuti malam karena sebuah gitar selalu menemaninya menghadapi sepi..

Sampai suatu hari dia berkata, "Om Bud, saya mau berterima kasih sama Om Bud."

"Terima kasih untuk apa?" tanya saya.

"Gara-gara gitar Om Bud, saya udah menciptakan lagu."

"Oh ya? Wah keren banget, Lan? Apa judulnya?" kata saya.

"Sedih kalo diceritain, mah," sahut Alan lagi.

"Hahahahaha...catchy judulnya, Lan."

"Catchy teh naon, Om Bud?"

"Catchy itu gampang diinget oleh otak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun