By the way, tulisan ini gak bermaksud membuat temen-temen patah semangat, loh. Maap banget kalo ada yang merasa begitu. Saya cuma mau ngasih realitas yang ada. Secara finansial, jangan berharap terlalu banyak dari buku kita. Ada manfaat yang lebih mulia dari sekedar uang. Anggap aja sebagai sumbangsih kita terhadap bangsa ini yang kekurangan profesi penulis. Dari ratusan juta penduduk Indonesia berapa yang suka menulis buku? Gak sampe 150 ribu. Sumpe!
Tapi Gusti Allah mboten sare. Selalu ada hadiah buat orang yang bekerja. Buku yang kita tulis ternyata banyak memberi keuntungan yang tak disangka-sangka. Misalnya, buku itu bisa menjadi marketing tool untuk personal branding kita. Saya sering banget diundang untuk mengajar atau menjadi pembicara di berbagai seminar dan workshop. Ketika saya tanya, kok bisa kepikiran ngundang saya? Jawabannya adalah mereka mengenal saya melalui buku-buku yang saya tulis.
Di samping itu, melalui buku, anak cucu kita juga akan merasa mengenal kita. Dengan menulis buku, otak kita akan selalu terasah. Menjadi penulis membuat kita selalu update dengan segala hal. Dengan berkarya bagi bangsa, tentunya akan banyak pahalanya karena kita mau berbagi pengetahuan dengan orang lain.
Kata orang bijak, orang yang baik adalah orang yang memiliki manfaat bagi orang lainnya.
Selamat menulis buku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H