Saya punya pertanyaan: Apakah kalian terganggu dengan expat yang gak mau berbahasa indonesia? Sebelum dijawab, saya punya kisah yang berhubungan erat dengan pertanyaan itu.
Cerita ini terjadi ketika saya masih bekerja di sebuah perusahaan advertising multinasional. Ada seorang expat di kantor bernama George. Saya suka sama dia karena selain pintar, dia juga selalu berusaha berbahasa Indonesia pada semua orang. Dengan perbendaharaan kata yang minim, dia terus berbahasa Indonesia sehingga sering terjadi kelucuan yang membuat orang lain tertawa ngakak.
Misalnya, pas ada temen bagi --bagi kue. George menggigit kue itu itu lalu komentar, "Kue ini enaknya minta maaf."
"Hahahaha..." Semua orang pada tergelak karena mengerti bahwa dia mau bilang 'Kue ini enaknya minta ampun.'
Atau ketika ulang tahun kantor, management berencana untuk merayakannya dengan makan bersama di ruang meeting. Sebelum acara dimulai, George bertanya pada saya, "Budiman, Apa semua sudah berkelompok?" Dia menggunakan kata 'berkelompok' bukan 'hadir'.
"Kamu harus memakai kata 'berkumpul' atau 'hadir'," kata saya.
"Oh saya ulang kalo begitu, 'apakah semua sudah hadir?"
"Jimmy belom datang," sahut saya.
"OK. Kalau begitu mari kita bertunggu."
Orang-orang mulai cekikikan kembali.
"Kalo kalimat aktif biasanya kita memakai awalan 'me'," kata saya mengoreksi.