Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

The Power of Words

12 Agustus 2016   00:52 Diperbarui: 12 Agustus 2016   02:42 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kita mempertanyakan diri kita sendiri; sudah seberapa hebatkah kemampuan kita dalam merangkai kata? Sudah seberapa menarikkah tulisan kita di mata orang lain?

Ada metode sederhana untuk mengukurnya. Caranya, cobalah bikin kaos dengan kata-kata menarik. Yak, seperti yg dilakukan Dagadu, pabrik kata2 dll. Tapi kali ini kita menggunakan kata2 kita sendiri. Kalo udah jadi, coba pasarkan di media sosial.

Jenis kalimat bisa dipilih sesuka hati, sesuai dengan passion kita; apakah itu puisi, kalimat humor, motivasi, inspirasi..terserah. Tapi 1 hal yg harus dicatat: Jangan menggunakan desain apapun. Pastikan di atas T-shirt hanya ada tulisan ciptaan kita, tanpa ada elemen lain. Kenapa begitu?

Karena kita ingin memastikan bahwa orang membeli kaos karena kata-katanya. Bukan karena warna, model atau desainnya. Jadi pastikan kalimat yg akan kita sablon tersebut bold, simple dan unexpected. 

Okay sekarang mau dijual dengan harga berapa? Jangan ragu-ragu untuk menjual dgn harga pantas walaupun kata pantas sering berkonotasi mahal. Kita harus menghormati karya kita sendiri. Bagaimana mungkin orang lain akan respek pada karya kita kalo kita sendiri memberi penilaian yg rendah terhadap karya itu.

Oh ya satu hal lagi. Metode ini dirancang untuk mengukur kemampuan merangkai kata. Jadi tujuannya bukan untuk jualan/bisnis kaos. Ongkos bikin kaosnya anggap saja sebagai cost untuk mengukur kemampuan kita. Karena itu, produksinya ga usah banyak2, cukup 10 saja. Saya pilih sepuluh supaya gampang dijadikan ukuran penilaian. Kalo laku 4, berarti nilainya 4. Kalo laku 6 ya nilainya 6. Kalo 8 ya nilainya 8.

Masalahnya gimana kalo ga ada yg laku? Haruskah kita menurunkan harganya? Saran saya: Jangan! Terimalah kenyataan bahwa tulisan kita memang belom bagus. Itu artinya kita harus belajar lebih keras lagi. Kaosnya pake sendiri aja dan sisanya bagikan pada temen2 terdekat. Dapet pahala deh kita.

Sebaliknya, kalo laku semua gimana? Alhamdulillah! Kalian mendapat nilai 10, tulisan kalian udah hebat dan mampu menyihir orang sampe rela mengeluarkan uang untuk memilikinya. Sekali lagi perlu diingat bahwa orang yg membeli T-shirt kalian bukan membayar untuk kaosnya tapi kata2nya. Kaos mah cuma medianya doang.

Walaupun nilai kalian sudah mencapai 10, jangan terlalu cepat puas. Komunikasi itu dibentuk oleh 2 pihak kan? Setelah laku kaosnya, coba dianalisa, siapa pembeli kaos kalian. Cek keseragaman umur, edukasi, demografi, psikografi, lifestyle, habits dan lain2. Lalu bandingkan dengan kalimat di kaos itu. Sudah? 

Sekarang kita beranjak ke level berikutnya. Coba kalian bikin kaos lain dengan target audiens yg berbeda. Artinya kalimat yg harus diciptakan harus sesuai dong ya? Misalnya kalimat2 untuk penggemar anjing. Atau kalimat motivasi untuk orang2 depresi atau tentang filosofi traveling untuk para traveler. Terserah kalianlah, pilih yang paling nyaman aja.. 

Metode ini perlu dilatih terus menerus karena akan sangat berguna ketika kalian hendak menulis buku. Kalian akan mempunyai intuisi yg kuat apakah karya yg akan kalian buat akan disukai oleh orang lain atau tidak. Selamat mencoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun