Wartawan : Sebagai seorang kosultan, tentunya kepercayaan adalah modal yang mesti dimiliki bukan?
 dr. Boyke : Tentu saja, kepercayaan itu seperti keperawanan, sekali hilang maka hilanglah selamanya
 Wartawan : Kalau boleh tahu,berapa sih gaji anda?
 dr. Boyke : Ah, saya tidak mau bergantung kepada gaji. Gaji itu mirip menstruasi, datangnya tiap bulan sekali dan kerasanya cuman 4 hari sampe seminggu aja...
 Wartawan : Bagaimana peran kawan-kawan dokter dalam mencapai kesuksesan dokter?
 dr. Boyke : Sangat penting... kawan yang baik itu kan ibarat kondom,dia akan melindungi kita dari hal-hal yang buruk
 Wartawan : Dokter punya teman sejati?
 dr. Boyke : Semua orang harus punya teman sejati yang mau menemani kita dalam keadaan apapun. Bagaikan viagra, dia akan membuat kita bangkit disaat kita tidak mampu untuk berdiri.
Yuk kita analisa! Di mana lanturannya? Lanturannya adalah Si Dokter selalu memberi jawaban dengan analogi Sex. Semua pertanyaan (tanpa kecuali) dia kasih analogi dengan sex. Relevansinya apa? Coba kita renungkan jawaban dokter tersebut. Apakah jawabannya benar? Tergantung penilaian masing-masing kan? Akan tetapi, terlepas dari benar atau tidak,  semua analogi itu ternyata sangat relevan dengan pertanyaannya. Coba perhatiin dengan seksama.
Pertanyaan terakhir; kenapa joke ini menggunakan Doter Boyke sebagai tokohnya? Lagi-lagi alasannya relevan; Dokter Boyke adalah dokter yang mengambil sex sebagai spesialisasinya. Dia adalah tokoh yang paling pantas untuk menggunakan analogi seperti di atas. Coba kalo tokoh Dokter Boyke kita ganti jadi A'a Gym? Waduh! Bisa dihujat habis-habisan tuh Si A'a.
Jadi begitulah sekilas info tentang Mazhab Lanturan Tapi Reevan. Bagi yang ingin mengetahui metode Lanturan Tapi Relevan ini, bisa membaca buku yang saya tulis. Judulnya Lanturan Tapi Relevan. Walaupun buku ini berceloteh tentang karya seputar periklanan, sebenernya tetap relevan diimplementasikan untuk karya apapun.