Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah tanggung jawab pihak platform dalam mengatur dan menyaring konten. Netflix dan YouTube sebagai penyedia layanan memiliki peran penting dalam memastikan bahwa konten yang dihadirkan tidak melanggar norma-norma sosial dan etika.
Peningkatan sistem penyaringan dan pemberian label yang jelas terhadap konten yang mengandung unsur-unsur sensitif bisa menjadi langkah awal yang baik.
Perlu diingat bahwa upaya menyensor konten tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Transparansi dalam proses penyensoran harus dijaga dengan baik, sehingga masyarakat tidak merasa adanya pelanggaran terhadap hak asasi mereka.
Proses ini juga harus melibatkan berbagai pihak, termasuk kalangan kreator konten, agar solusi yang ditemukan dapat mencerminkan kepentingan semua pihak.
Dalam menghadapi dinamika dan problematika penyensoran konten di platform digital, solusinya tidaklah hitam-putih. Kebebasan berekspresi dan perlindungan generasi muda adalah dua hal yang saling berseberangan, tetapi perlu diakomodasi secara bijak.
Perlunya keseimbangan ini menuntut kolaborasi antara pemerintah, Kemkominfo, KPI, penyedia layanan, dan masyarakat luas. Dengan begitu, kita dapat menjaga integritas hiburan digital tanpa mengorbankan nilai-nilai penting dalam masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H