Rasa ingin dicintai dan disayangi merupakan kebutuhan yang esensial, karena dengan terpenuhi kebutuhan ini akan mempengaruhi sikap mental peserta didik. Banyak anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua, guru dan lain-lainnya mengalami prestasi dalam hidup.
Dalam agama, cinta kasih adalah sesuatu yang paling tinggi diharapkan dari Allah SWT. Itu sebabnya setiap orang berusaha mencari kasih sayang dengan mendekatkan diri kepadanya. Allah swt. berfirman,
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (QS. Ali Imran [3]: 159).
Seorang guru dalam mengajar di kelas harus dapat memberi teladan yang baik bagi muridnya. Sikap guru yang lemah lembut akan membawa suasana kelas yang nyaman. Itu membuat murid merasa di rumah sendiri tinggal bersama kedua orang tuanya. Pada saat-saat seperti inilah, nilai nilai keislaman dan akhlak dapat disampaikan kepada mereka.[5]
6. Kebutuhan Memiliki Filsafat Hidup
Peserta didik pada usia remaja mulai tertarik untuk mengetahui tentang kebenaran dan nilai-nilai ideal. Mereka mempunyai keinginan untuk mengenal apa tujuan hidup dan bagaimana kebahagiaan itu diperoleh. Karena itu mereka membutuhkan pengetahuan- pengetahuan yang jelas sebagai suatu filsafat hidup.
Kebutuhan itu yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan ini. Kebenaran dan nilai-nilai ideal yang murni hanya ditemukan di dalam agama. Oleh karena itu peserta didik sangat membutuhkan agama. Allah swt. berfirman,
وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS. Luqman [31]: 13).
---
Referensi:
[1] Samsu Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 131
[2] Maspuroh, Mengenal Peserta Didik dalam Pendidikan Islam, (Bandung: UIN Sunan Gunung Jati, Jurnal Penelitian Islam Rabbani, 2010), hlm. 500-501.