Dalam artikel ini, dibahas 6 jenis kebutuhan peserta didik dalam pendidikan islam. Tulisan ini diambil dari makalah yang disusun penulis ketika mngerjakan tugas kuliah di Pascasarjana UIN Alauddin Makassar. Semoga bermanfaat.
| Baca juga: Definisi Peserta Didik dalam Perpektif Islam
Kebutuhan peserta didik adalah sesuatu kebutuhan yang harus didapatkan oleh peserta didik untuk mendapatkan kedewasaan ilmu. Kebutuhan peserta didik tersebut wajib dipenuhi atau diberikan oleh pendidik kepada peserta didiknya. Untuk memahami apa saja kebutuhan peserta didik, terlebih dahulu harus dipahami apa hakikat peserta didik.
Dalam paradigma pendidikan Islam, manusia sebagai peserta didik pada hakikatnya merupakan subjek dan objek pendidikan yang memerlukan bimbingan orang lain (pendidik) untuk membantu mengarahkannya mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta membimbingnya menuju kedewasaan. Kesalahan dalam memahami hakikat peserta didik ini akan mengakibatkan kegagalan dalam proses pendidikan.
Menurut Samsul Nizar ada beberapa hakikat peserta didik dan bagaimana implikasinya terhadap pendidikan Islam, antara lain:[1]
Peserta didik bukan merupakan miniatur orang dewasa, akan tetapi memiliki dunia sendiri, sehingga metode mengajar tidak boleh disamakan dengan orang dewasa.
Peserta didik adalah manusia yang memiliki diferensiasi periodesasi perkembangan dan pertumbuhan tertentu serta tempo dan iramanya. Implikasi dalam pendidikan adalah bagaimana proses pendidikan itu dapat disesuaikan dengan tempo dan irama perkembangannya. Kadar kemampuan peserta didik sangat ditentukan oleh usia atau periode perkembangannya, karena usia itu bisa menentukan tingkat pengetahuan, intelektual, emosi, bakat, dan minat peserta didik baik dilihat dari dimensi biologis, psikologis, maupun didaktis.
Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan, baik yang menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi. Kebutuhan individu menurut Abraham Maslow, terdapat lima hierarki kebutuhan yang dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu: (a) kebutuhan taraf dasar (basic needs) yang meliputi kebutuhan fisik, rasa aman dan terjamin, sosial, cinta, dan harga diri; dan (b) meta kebutuhan (meta needs) meliputi apa saja yang terkandung dalam aktualisasi diri seperti keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan, kesatuan, dan sebagainya.
Dalam Islam, ada kebutuhan lain yang tidak terjangkau oleh kelima hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow itu, yaitu kebutuhan akan transendensi dengan Tuhan. Individu yang beribadah sesungguhnya tidak dapat dijelaskan dengan kelima hierarki kebutuhan tersebut, sebab akhir dari aktivitasnya hanyalah mencapai keikhlasan dan ridha dari Allah.
Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individual dengan individu yang lain, baik perbedaaan yang disebabkan dari faktor endogen (bawaan/fitrah) maupun eksogen (lingkungan) yang meliputi segi jasmani, inteligensi, sosial, bakat, minat, dan lingkungan yang mempengaruhinya.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!