Mohon tunggu...
Budiman
Budiman Mohon Tunggu... Guru - Penulis ⦁ Mubaligh ⦁ Guru

Penulis 2 buku non fiksi remaja (Kun Al Fatih 2017 dan Falyaqul Khairan 2018) ⦁ Mubaligh (Alumni Ma'had Kutubussittah Babussalam Makassar 2016 dan Ma'had Albirr Unismuh Makassar 2021) ⦁ Guru (SMP SMA Wihdatul Ummah Takalar)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kenali Sejak Dini Modus Penipuan Via Whatsapp, Agar Anda Tak Jadi Korbannya

26 Juli 2023   22:15 Diperbarui: 26 Juli 2023   22:24 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modus penipuan via whatsapp (sumber: YouTube Ruwas TV)

Penipuan melalui WhatsApp kembali mengganas dengan modus yang semakin beragam. Setelah sempat ramai modus penipuan lewat file APK dan PDF, kini muncul modus baru yang mengancam para pengguna WhatsApp. Salah satunya adalah penipuan melalui tombol 'view'.

Modus penipuan dengan tombol 'view' ini memanfaatkan fitur chat di WhatsApp. Pelaku penipuan mengirim gambar dengan tombol 'view', dan begitu pengguna meng-klik tombol tersebut untuk melihat gambar, ternyata tombol 'view' tersebut merupakan sebuah link phising yang berbahaya.

Phising merupakan bentuk penipuan di mana pelaku mencuri informasi penting dan mengarahkan korban ke situs palsu agar terjebak. Informasi yang dicuri melalui link phising sangat beragam, mulai dari data pribadi hingga data perbankan.

Untuk menghindari terjebak dalam aksi penipuan ini, sangat penting bagi para pengguna WhatsApp untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengetahui jenis-jenis penipuan lainnya. Berikut adalah beberapa modus penipuan yang perlu diwaspadai, terutama bagi pengguna WhatsApp:

1. Modus Undangan Pernikahan

Penipuan melalui WhatsApp pernah marak dengan modus undangan pernikahan palsu. Pelaku penipuan mengirimkan link undangan pernikahan dalam format .apk kepada calon korban, dengan tujuan mencuri data pribadi. Pengguna diharapkan tidak sembarangan meng-klik link undangan pernikahan dengan format .apk untuk menjaga keamanan data pribadi.

2. Modus Kurir Paket

Penipuan berkedok kurir paket juga menjadi ancaman. Pelaku penipuan berpura-pura menjadi kurir paket dan mengirimkan pesan berisi file dengan ekstensi APK bertuliskan "foto paket". Pengguna yang tidak waspada dan terlanjur mengunduh file APK tersebut berisiko kehilangan saldo tabungan di m-banking karena data telah dicuri.

3. Modus Tagihan PLN

Penipuan mengatasnamakan petugas PLN semakin marak. Penipu berpura-pura menjadi petugas PLN dan meminta korban untuk mengecek tagihan listrik melalui file APK yang dikirimkan. File APK tersebut sebenarnya berfungsi untuk mencuri data pribadi korban, termasuk data perbankan.

4. Modus Klik Link

Penipu sering menyebarkan aksi penipuan dengan mengirimkan link tertentu. Link tersebut dikemas dengan informasi promo atau hadiah, namun sebenarnya merupakan link phising berbahaya.

5. Modus Surat Tilang Online

Pelaku penipuan mengatasnamakan pihak polisi dengan mengirimkan surat tilang. Mereka mengirimkan file APK bernama "Surat Tilang-1.0" dan menuntut korban untuk segera mendatangi kantor polisi terdekat. Bagi korban yang telah mengunduh file APK tersebut, saldo atau m-banking mereka berisiko terkuras habis.

6. Modus Minta Kode OTP

Penipu mencoba menghubungi korban melalui WhatsApp dan meminta kode OTP dengan berbagai alasan. Kode OTP adalah informasi rahasia yang tidak boleh dibagikan kepada siapapun, jadi pengguna harus berhati-hati.

7. Modus Berpura-pura Jadi Pembeli

Penipu berpura-pura menjadi pembeli dan mengaku akan melakukan pembelian dalam jumlah besar melalui WhatsApp. Mereka mengirimkan pesan berupa file .pdf yang sebenarnya mengandung aplikasi berbahaya untuk mencuri data pribadi dan mengakses mobile banking.

Semua pengguna WhatsApp perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap modus penipuan yang semakin beragam. Edukasi dan kesadaran akan ancaman ini menjadi kunci untuk melindungi data pribadi dan keamanan finansial dari aksi penipuan yang terus berkembang. Semoga dengan waspada dan berhati-hati, kita dapat terhindar dari upaya-upaya jahat para pelaku penipuan online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun