Mohon tunggu...
Budiman
Budiman Mohon Tunggu... Guru - Penulis ⦁ Mubaligh ⦁ Guru

Penulis 2 buku non fiksi remaja (Kun Al Fatih 2017 dan Falyaqul Khairan 2018) ⦁ Mubaligh (Alumni Ma'had Kutubussittah Babussalam Makassar 2016 dan Ma'had Albirr Unismuh Makassar 2021) ⦁ Guru (SMP SMA Wihdatul Ummah Takalar)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Inspiratif Guru Honorer Gaji 450 Ribu Naik Haji, Ini Rahasianya!

15 Juli 2023   07:14 Diperbarui: 15 Juli 2023   07:17 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengajar Sejauh 50 KM

Menjadi guru honorer dengan gaji yang jauh di bawah UMR tidak mematahkan harapan Wiwik Ernawati untuk mewujudkan impian terbesarnya, yaitu pergi haji ke Baitulloh. Wiwik, seorang jemaah haji dari kloter 34 Embarkasi Surabaya, telah menjalani profesinya sebagai guru honorer sejak tahun 2008. Pada awalnya, gaji yang diterimanya hanya sebesar Rp24.000 per bulan. Gaji tersebut tidak sebanding dengan biaya yang harus ia keluarkan, terutama karena jarak tempat bekerja yang cukup jauh dari rumahnya. Wiwik harus menempuh perjalanan sekitar 50 km setiap harinya dengan sepeda motor, menghabiskan waktu sekitar 40 menit untuk sampai di tempat mengajar di daerah Pacet.

Berawal Dari Tekad yang Kuat

Meskipun dalam kondisi finansial yang tidak memadai, Wiwik tetap melaksanakan niatnya untuk mendaftar haji. Pada tahun 2011, sebulan setelah menikah, ia menggunakan uang amplop pernikahan dan tabungan yang ada untuk membayar pendaftaran haji. Tanpa didampingi suami, Wiwik berangkat haji dengan tekad yang kuat. Seiring berjalannya waktu, gaji Wiwik sedikit demi sedikit naik, meskipun masih jauh dari cukup. Meski demikian, sebagai seorang guru yang belum mendapatkan sertifikasi non PNS setelah mengabdi selama 14 tahun, Wiwik tetap bersyukur atas apa yang ia terima.

Keberkahan Rezeki dan Ketulusan Hati

Bagi Wiwik, menjadi Guru Tidak Tetap (GTT) mungkin tidak menjanjikan secara finansial, tetapi ia percaya bahwa keberkahan dari mengajar dapat membawanya ke Baitulloh. Meskipun gaji yang diterimanya sebesar 450 ribu per bulan belum termasuk biaya bensin dan makan, Wiwik melihat sisi keberkahan yang ada dalam profesi mengajar. Ia meyakini bahwa mengajar adalah salah satu jalan yang membawanya menuju Baitulloh. Wiwik menceritakan kesehariannya yang penuh perjuangan. Selain mengajar di pagi hari, ia juga membantu orang tuanya dalam berjualan cecek di pasar setiap malam. Ia menjalani semua ini dengan ikhlas karena percaya bahwa hidup membutuhkan perjuangan.

Murni Panggilan Ilahi

Keberangkatan Wiwik yang merupakan seorang GTT naik haji masih mengejutkan banyak orang. Teman-teman sejawatnya dalam grup WhatsApp GTT merasa bersyukur dan kagum bahwa seorang GTT seperti Wiwik dapat mewujudkan impian haji. Bahkan, rekan-rekan PNS di sekolah juga mengakui keberangkatan Wiwik sebagai sesuatu yang luar biasa, mengingat banyak dari mereka yang meskipun sudah PNS belum mendaftar haji. Wiwik mengakui bahwa haji adalah panggilan Ilahi yang murni, dan ia merasa sangat bersyukur atas kesempatan ini.

*Sumber bacaan: http://haji.kemenag.go.id/ pada 1 juli 2022.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun