Minat Baca Orang Indo Menurut Survei
Menurut survei yang dilakukan oleh Central Connecticut State University, Indonesia menempati peringkat 60 dari 61 negara dalam hal minat baca [1]. Sedangkan menurut UNESCO, hanya 1 dari 1000 orang Indonesia yang membaca buku secara rutin atau senang membaca [2]. Bahkan, menurut sebuah studi dari PISA (Program for International Student Assessment), kemampuan membaca siswa Indonesia berada di peringkat 74 dari 79 negara anggota OECD [3]. Hmm sungguh memperihatinkan, tapi mau gimana lagi, emang gitu kenyataannya.
Ini Sebabnya Malas Membaca
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi rendahnya minat baca di Indonesia adalah kurangnya akses terhadap buku dan kondisi perpustakaan yang buruk. Selain itu, adanya gangguan dari media digital dan gadget juga mempengaruhi minat baca orang Indonesia. Adapun penyebab internal, seperti berikut ini:
Salah Kaprah
Adanya pandangan bahwa membaca hanya sebagai hobi atau kegiatan yang tidak penting menjadi alasan orang Indonesia malas membaca. Dikiranya membaca itu sebatas menuangkan hobi, hanya buat senang-senang aja. Padahal lebih dari itu, membaca memiliki banyak manfaat terutama untuk meningkatkan kepahaman dan memperluas wawasan.
Media Digital 'Lebih Memanjakan'
Media lain seperti televisi dan internet, nyatanya dapat lebih merangsang secara visual dan membutuhkan usaha yang lebih sedikit untuk mencerna informasinya.
Orang tuh lebih tertarik pada sesuatu yang ringan dan santai, terutama orang Indo. Membaca memerlukan konsentrasi dan sifatnya monoton, sedangkan media audio visual dapat dinikmati lebih santai dengan gambar dan ilustrasi yang memanjakan mata.
Gak Terbiasa Membaca
Membaca buku memerlukan kebiasaan yang teratur dan konsisten. Tidak hanya sekadar hobi atau kegiatan sekali-kali, tetapi harus menjadi kebiasaan yang dilakukan secara rutin dan teratur.
Sangat berkebalikan dengan kebiasaan kebanyakan orang Indo yang lebih suka rebahan, jajan dan jalan-jalan. Kudu butuh proses pembentukan karakter dulu nih, hehe. Apalagi kalau orang tua tidak membiasakan anaknya sejak kecil.
Kira-kira apa solusianya, ya? tulis saranmu di komentar.
---
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H