Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
As-Sa'di dalam tafsirnya menjelaskan, "Sebelum diutusnya Rasulullah saw., manusia benar-benar ada dalam kesesatan yang nyata, tidak berilmu dan tidak pula beramal. Setiap ilmu maupun amal yang diperoleh umat ini adalah dari Rasulullah dan karena sebab beliaulah semua itu ada. Maka nikmat-nikmat tersebut adalah nikmat-nikmat dasar secara mutlak, dan dia adalah nikmat terbesar yang Allah berikan kepada hamba-hambaNya. Oleh karena itu, tugas mereka selanjutnya adalah bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat tersebut dan menegakkannya." (Tafsir As-Sa'di, Riyadh: Muassasah Ar Risalah. Juz:1 cet. Pertama. hal. 74)
Ketiga, Perantara lahir ke dunia, ibu dan ayah.
Mereka berdua adalah sosok yang pertama kali mengajari kita dasar-dasar bagaimana menjalani kehidupan. Mengajari kita bagaimana melafalkan bunyi, memegang benda asing, mengucapkan kata demi kata, hingga merangkak, berjalan dan berlari. Beliaulah juga yang nasihatnya selalu kita butuhkan, pituahnya senantiasa kita nantikan dan pesan-pesannya yang selalu terngiang bahkan hingga kita dewasa.
Beliau adalah satu di antara guru terbaik yang pernah ada. Mengajarkan berbagai hal yang kita sulit pahami dengan bahasa sesederhana mungkin. Sabar dalam menjawab bermacam-macam pertanyaan kita yang tiada habisnya. Bahkan selalu ada membersamai kita, mengajari dan mendidik kala usia kita masih belia hingga telah dewasa. Maka benarlah sebuah pepatah mengatakan, "Ibu adalah madrasah pertama bagi anak, sedangkan ayah adalah kepala madrasahnya."
Keempat, Para bintang dan lentera umat.
Merekalah para guru yang telah menjadi penyambung lidah dari Rasululullah. Dimulai para sahabat beliau. Mereka digambarkan
laksana bintang-bintang yang menjadi penujuk arah dalam kegelapan. Sebuah atsar berbunyi, "Para sahabat Rasulullah laksana bintang-bintang di langit, mana saja yang kalian ambil contoh maka kalian memperoleh petunjuk." (HR. Baihaqi dalam Sunan Al-Kubro no. 152)
Petunjuk itu kemudian disyiarkan oleh para tabi'in, lalu atba'u tabi'in dan terus sambung bersambung melalui para ulama salaf dan khalaf, akhirnya sampailah hingga hari ini dan seterusnya. Merekalah para lentera yang dengan kedirannya kita dapat mengetahui dan memahami pesan-pesan Ilahi maupun nabawi. Mereka mengajarkan ilmu yang dampaknya terasa hingga kita telah tiada. Dengan ilmu itu, kita dapat mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya kelak di hari kemudian.
Para pembawa petunjuk itu terus berregenerasi sampai sekarang. Mereka kadang disebut dengan berbagai macam gelar sesuai wilayah dan kepantasan setempat. Syaikh, Kyai, Gus, Ustadz, Tuan Guru, Murabbi dan sebagainya. Mereka yang mengajari kita tentang rukun Islam dan rukun iman, mengenalkan shalat lima waktu, mengajarkan cara menulis huruf hijaiyyah hingga mampu membaca Al-Qur'an.
Kelima, Para Pakar ilmu pengetahuan.
Mereka mengajari kita beberbagai pengetahuan dunia. Ilmu-ilmu yang dengannya dapat digunakan mencari penghidupan, meningkatkan status sosial dan ekonomi serta berinovasi dengan teknologi canggih. Di antara mereka adalah guru di tingkat PAUD, SD, SMP hingga SMA, kemudian dosen di tingkat pendidikan sarjana, magister dan doktor. Selain itu, para tutor yang telah memberikan les privat maupun kelas di lembaga non formal. Tak ketinggalan juga para trainer dan mentor pengembangan diri.
Mereka telah begitu berjasa mentransfer ilmu-ilmu dasar seperti cara berhitung, membaca, menulis, bereksperimen, melakukan penelitian, hingga menciptakan penemuan. Meski tak sedikit dari mereka kadang mengajarkan ilmu-ilmu agama atau mengaitkan
materinya dengan ajaran Islam. Mereka adalah para pakar di bidangnya masing-masing. Mereka patut didukung dengan berbagai gagasan yang diusungnya selagi tidak bertentangan dengan syariat.
Selamat Hari Guru. Semoga para guru kita senantiasa berada dalam kebaikan, amiin.
Referensi :
Al-Qur'an Al-Karim
Abdurrahman As-Sa'di, Tafsir As-Sa'di, Riyadh: Muassasah Ar Risalah. Juz: 1 cet. Pertama. hal. 74
Abu Bakar Al Baihaqi, Al Madkhal Ila Sunan Al-Kubro, Kuwait: Darul Khulafa, no. 152, Juz 1, hal. 162.