Mohon tunggu...
Budiman
Budiman Mohon Tunggu... Guru - Penulis ⦁ Mubaligh ⦁ Guru

Penulis 2 buku non fiksi remaja (Kun Al Fatih 2017 dan Falyaqul Khairan 2018) ⦁ Mubaligh (Alumni Ma'had Kutubussittah Babussalam Makassar 2016 dan Ma'had Albirr Unismuh Makassar 2021) ⦁ Guru (SMA Wihdatul Ummah Takalar)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dr Askar Yaman Isi Kajian Parenting: Bagaimana Mengatasi Krisis Akhlak Anak di Era Digital? Begini Caranya

5 September 2022   11:01 Diperbarui: 5 September 2022   11:19 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Takalar - Coba renungkan, mengapa anak-anak zaman dulu yang masih tradisional dan minim fasilitas pendidikan lebih berakhlak dibanding anak-anak zaman sekarang yang mutu pendidikannya tinggi tetapi akhlaknya kurang? Pertanyaan tersebut dikupas secara mendalam pada kajian parenting oleh Dr Askar Yaman S.Pd. M.Pd. Acara ini berlangsung pada ahad 4 september 2022 di gedung Islamic Centre Takalar.

Dihadiri oleh tokoh pemerintah setempat sekaligus membuka acara, Bapak Wakil Bupati H. Ahmad S.Sos Dg. Se're, dan Kepala Dinas Pendidikan Takalar selaku pembicara kunci, Bapak Muhammad Nurdin S.Pd. M.Pd. serta sambutan Ketua DPD Wahdah Islamiyah Takalar, Ust Hasrul Afriandi S.Pd.i MA.

Acara berlangsung khidmat dibawakan oleh pemateri yang sangat bersemangat. Dr Askar yang merupakan Doktor alumni UIN Alauddin begitu memukau dan mengena dalam penyampaiannya. Di awal materi beliau memaparkan realita krisis akhlak anak di era digital saat ini. 

"Dulu role model adalah orang tua, setiap saat anak hanya mendengar nasihat dan melihat teladan dari orang tua. Namun kini anak-anak lebih banyak dididik oleh HP. Setiap hari melihat dan mendengar konten di HP, sehingga akhlaknya banyak dipengaruhi oleh HP," tutur beliau.

Dokpri
Dokpri

Beliau juga menjelaskan bahwa ada 2 faktor utama yang membentuk karakter anak, pertama sifat bawaan atau fitrah sekitar 20 persen. Kedua adalah faktor orang tua atau lingkungan sekitar 80 persen. "Ingat jamaah sekalian, orang tua itu ada 2 macam, yakni orang tua biologis atau orang tua kandung, yang kedua orang tua ideologis yaitu media sosial, lingkungan dan pergaulan anak," tambahnya.

Dr Askar yang juga seorang dosen di kampus Stitek Balik Diwa tersebut memberikan solusi menangani krisis akhlak anak di era digital ini. Pertama, kedua orang tua harus menyamakan tujuan pendidikan anak, seperti apa tujuan dan nilai-nilai yang ingin dicapai. Kedua, Semua anggota keluarga harus komitmen melaksanakan aturan yang telah disepakati bersama.

Yang ketiga, orang tua harus paham bahwa setiap anak berbeda cara mendidiknya dan memperlakukan anak sesuai umurnya. Selanjutnya, Dr Askar menekankan pentingnya teladan orang tua. "Metode terbaik yang paling efektif dalam mendidik anak adalah dengan memberi teladan. Anak-anak kita lebih menerima dan menirukan apa yang dilihatnya secara langsung," kata beliau.

Dokpri
Dokpri

"Dan yang terakhir jamaah sekalian, jangan lupa untuk selalu mendoakan anak kita terutama bagi orang tua yang jauh atau sibuk sehingga jarang bertemu anaknya. Ini telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim ketika mendidik anaknya, Ismail sebagaimana tercantum dalam QS. Ibrahim ayat 35 sampai 41," ungkap Dr Askar dengan gaya bahasanya yang begitu berapi-api. (Penulis: Budiman)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun