Sebuah perusahaan kontruksi nasional yang menjadi anak perusahaan swasta nasional besar dengan kecukupan modal yang besar untuk pertama kali telah memenangi tender Proyek Jembatan Layang diatas jalan nasional ditengah kota dengan panjang 21 KM. Sistem girder jembatan menggunakan Steel Box Girder, dengan span 60 m, Â Rencana trase awal jembatan layang akan dibuat di median jalan yang berada ditengah, lebar jembatan 22m. Rata-rata lebar existing jalan adalah 30 m, dengan trotoar selebar 2m, disampingnya.
Apa yang diperlukan, agar tidak terjadi out tolerance dalam pengukuran ?
1. Pahami basic desain, yang meliputi trase, trase terhadap existing, matrial yang digunakan, metode kerja hingga progres seratus persen.
2. Klarifikasi, ke absahan nilai-nilai referensi pengukuran utama, yang biasanya owner telah menyiapkan Bench Mark, hasil dari pengembangangan dari Titik Ikat Horizontal yang dimiliki BIG.
3. Lakukan Traverse, terhadap BM-BM yang ada, setiap span BM, usahakan Lineer dari Traverse tidak lebih dari 6000 sesuai SNI. Jika ada span Traverse yang tidak memenuhi syarat Lineer SNI, maka sebaiknya dilakukan pengamatan ulang.
4. Memahami trase dan metode kerja serta areal kerja, sangat diperlukan, dalam menentukan sebaran titik ikat, agar tidak hilang karena aktifitas pekerjaan selama proyek berlangsung.
5. Lakukan leveling, mengikuti sebaran titit ikat Traverse.
6. Surveyor, bertugas mengaplikasikan sebuah desain dari sisi dimensi, namun sebagai bentuk pertanggujawaban dalam bentuk data ukur, selayaknya surveyor, membuat laporan harian, agar Chief Surveyor bisa memantau aktifitas personilnya.
7. Setiap data ukur harus terverifikasi.
.............Â
(bersambung...)