Ibarat kata-kata populer di masa Orde Lama tepatnya kala PKI "dituduh" menjadi dalang pemberontakan alias kudeta yakni "progressif revolusioner".
Memang kata-kata itu pantas ditujukan bagi para wakil rakyat yang duduk di "kusi mahal" DPR periode 2009 - 2014, kalau boleh kita sebutkan apa ciri anggota DPR saat ini (bahkan saat orde Baru) ;
- datang
(ketemu sahabat, sesama anggota dewan, bercengkrama, bercanda, ketawa-ketawa entah sebabnya apa, lalu    mulai bicara pelan..psst pasti ini ada proyek ini, proyek itu, pamer kostum bahkan ada yang salah kostum, pamer gadget..ponsel, teblet dan arloji bagus, wallahualam)
- duduk
(masuk ke ruangan, mulai memisahkan diri per partai per golongan bahkan per gender dan per usia - memilih tempat duduk yang paling belakang, karena bisa nyambung ngobrol yang tadi, atau , mulai kasak-kusuk gosip dan bahkan suka nggak tahu bahwa pimpinan sidang atau rapat sudah mulai masuk membuka sidang)
- diam
(nah..ini bisa diartikan macam-macam, jika dia anggota dewan yang peduli rakyat pasti diam karena mendengar dan merasakan apa yang dirasakan rakyat, ada lagi versi diam karena nggak mudeng karena pembicaraan semakin rumit dan berbelit bahkan kehilangan topik - satu versi lagi, diam tak bergerak semua panca indranya, ini bisa diartikan tidur di kursi enak dengan semilir angin dari penyejuk udara, bahkan ada yang sampai menetes liur dari sudut bibirnya atau terjadi "dengkuran" frekuensi ringan", yang lebih parah lagi.."frekuensi dahsyat" terutama yang body nya besar, gendut, banyak lipatan di lehernya, dan bibir mulai monyong ke depan, mau tahu satu lagi ? Diam, karena ada aktivitas yang nggak ada urusannya dengan nasib rakyat, SMS- an , BBM- an bahkan TABLET- an, ada juga yang browsing situs olahraga atau situs porno, mau lebih ekstrim lagi ? Jangan-jangan ada yang main game Poker atau malah main tetris serta Mario Bros...kacaulah !!!)
Jika mau kita lihat dari sisi yang berbeda, bahwa sebenarnya "anggota DPR" itu sama dengan "karyawan kontrak", duduk disana selama lima tahun, apa yang terjadi dengan karyawan kontrak ?
- seharusnya
a) bekerja sebaik-baiknya, mencari perhatian secara positif terhadap atasannya atau amanah terhadap yang memilihnya.
b) selalu menjaga kesehatan jasmani dan rohani karena hidupnya hanya seumur kontraknya
c) jujur, empati karena itulah penilaian sesungguhnya untuk diperpanjang kontraknya
- kenyatannya
a) bekerja baik diawalnya, mulai ngulah ditengahnya, dan pura-pura baik di akhirnya
b) kesehatan jasmani dan rohani semakin luntur dan buntung padahal dia harus tetap sehat untuk melanjutkan kerja mulianya demi yang ditanggung jawabinya
c) makin tak jujur, terpaksa menjadi pendusta, dan penjara pada akhirnya dengan amanah yang dibawa pergi entah kemana
Tragis memang, dengan biaya yang cukup fantastis untuk memilih mereka, tapi yang dihasilkan cuma rapat dengan final nya tetap berpihak ke mereka-mereka juga.
Tulisan ini tidak saya tujukan buat segelintir anggota DPR yang masih punya nurani, peduli dengan apa yang terjadi di negeri ini. Tapi sayangnya jumlah mereka tidak banyak.......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H