Mungkin anda mengetahui banyak pengakuan bahkan penghargaan yang diberikan oleh beberapa lembaga survei bisnis di Indonesia, antara lain : The Nielsen Indonesia (d/h AC Nielsen), Frontier, Mark Plus Corp., Majalah SWA, Majalah Marketing dan masih banyak lagi "reward and recognition". Jenis pengakuan dan penghargaannya pun bermacam-macam : IBBA (Indonesian Best Brand Award), ICSA (Indonesian Customers Sevice Award), Indonesian Top Brand, dan beberapa lagi.
Bila kita simak lebih detail bahwa kategori produk (product category) atau tempat belanja (shopping market) saja sudah bermacam-macam, antara lain :
Makanan dan Minuman, Obat-obatan dan Vitamin, Perawatan Pribadi, Perlengkapan Pribadi, Toilettries, Elektronik, Kebutuhan Kantor, Komponen Otomotif, Bahan Bangunan, Home Entertainment, Toko Berlian, Department Store, Toko Buku, Restoran Fast Food, Hypermarket, Toko Roti/Bakery, Toko Donat, Café Kopi, Fitness Center, Toko Buah-buahan, dan banyak lagi.
Tercatat di kami saat ini ada lebih kurang 20 kategori tempat belanja dan lebih dari 70 jenis produk. Jika kita melihat 20 sampai dengan 30 tahun ke belakang, yakni di era 1980-an sampai dengan 1990-an, “gempuran” berbagai merek ini belum seganas sekarang.
Mari kita hitung, jika satu kategori memiliki 20 merek saja, maka ada 1,400 merek yang beredar di pasaran (jika ini di-closed hanya untuk merek terdaftar, belum merek-merek tradisional), dan untuk tempat belanja, jika terdapat 20 kategori, dan satu kategori terdiri dari 6 merek, maka tercatat kurang lebih 120 shopping market.
Setiap produsen dari brand tersebut tidak pernah berhenti melakukan promosi, baik itu ATL (Above the Line), seperti : teve, majalah, surat kabar atau BTW (Below the Line), yakni exposure produk lewat promosi non media, seperti sampling, event-event di tempat tertentu, brosur, voucher, potongan harga di tempat, aktivitas SPG, display produk dan banyak lagi.
Penuh deh isi kepala ini…..
Apa yang harus anda lakukan untuk menghadapi “gempuran merek”(brand attack) seperti ini ?
Awalnya anda pasti bingung, bingung dalam artian, apakah itu lebih karena keputusan membeli oleh anda sendiri atau ada karena intervensi dari keluarga, misalnya istri, anak, family bahkan karena rekomendasi oleh teman.
Belum lagi, serangan media, baik itu TV, surat kabar, tabloid, majalah, booklet, brosur atau influence dari internet. Yang ada setiap hari di otak anda adalah : merek, merek, merek……yang anda harus konsumsi atau yang cuma didengar dan dilihat saja !
Jadi “Lemot” donk ?! (Lemot, istilah orang sekarang untuk lemah otak, atau kemampuan mengingat yang sangat rendah).
Jawabannya adalah : belum tentu. Mengapa ?
Keputusan sebenar-benarnya adalah ke diri anda sendiri (self decision).
Namun, ada beberapa tips agar anda lebih smooth dalam menentukan pilihan anda dan menjaga pengeluaran anda tetap dalam koridor yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan (establishing the NEED NOT following your DESIRE).
Cara-cara praktis yang perlu diambil adalah :
Pilih yang terbaik
Jangan mudah terpengaruh kepada sebuah atau beberapa promosi yang sangat gencar. Tetap pada keputusan anda bahwa yang terbaik adalah yang tepat. Pasti banyak merek yang anda lihat, sebelum anda memutuskan untuk membeli. Terbaik bukanlah yang mahal, tapi terbaik adalah sebuah merek atau produk yang punya komposisi jelas dan teregistrasi secara legal, seperti ; content/ingredient produk, kemasan tersegel baik, informasi kadaluarsa-nya, resiko efek samping yang tercatat (kontraindikasi) dan halal. Selalu formulasi pikiran anda untuk tetap fokus terhadap keputusan yang anda pilih.
Satu kategori, paling banyak 2 (dua) merek
Dalam menentukan pilihan produk atau tempat belanja, anda harus bisa memutuskan tempat atau produk yang paling nyaman dan aman anda menggunakannya. Nyaman dalam pelayanan, dan aman dalam mengkonsumsi. Jangan pernah keluar dari frame tersebut.
Untuk menghindari kebingungan anda dalam memilih, saran terbaik adalah : satu kategori, paling banyak 2 (dua) merek, misalnya : Anda pengkonsumsi air mineral, cukup tanamkan di fikiran anda, saya hanya minum yang merek X atau kalau kebetulan sedang tidak ada, maka saya akan change ke merek Y.
Demikian juga untuk penentuan tempat belanja, cara terbaiknya adalah : pilih tempat belanja yang paling mudah dijangkau dan lengkap untuk kebutuhan sehari-hari, kemudian jika anda suatu saat anda harus berada di tempat lain, pilih tempat belanja yang paling convenience (nyaman) menurut anda.
Hal ini berlaku untuk kategori apapun, seperti yang disebutkan pada alinea ke-3 tulisan ini.
Mendidik diri sendiri untuk puas dan loyal
Cara mudah menghempang “gempuran” merek atau membuat kenyamanan di fikiran anda soal brand adalah dengan mencoba puas untuk apa yang pernah anda pakai dan loyal (setia) terhadap brand tersebut. Ini akan menghindari anda dari resiko pengeluaran (risk to spending) yang besar dan me-minimalisir resiko pemakaiannya (minimize risk to usage).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H