Mohon tunggu...
Arief Budiman
Arief Budiman Mohon Tunggu... -

Berusaha keras selalu menyajikan tulisan bermakna, berguna dan menghibur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sadarilah, Bahwa Ada Rekaman Untuk Setiap Kata yang Terucap

27 Desember 2009   07:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:45 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tuhan telah mengaruniakan kesempurnaan berupa organ tubuh dengan berbagai fungsinya yang menakjubkan, melebihi kecanggihan teknologi apapun.

Salah satunya adalah LIDAH kita, sarana untuk menghasilkan lisan.

Banyak orang di dunia ini sukses, karena kemampuan berbicaranya.

Bung Karno, Mahatma Gandhi, Adolf Hitler, Bennito Mussolini, John F.Kennedy, adalah sosok yang sangat piawai dalam mengolah kata menjadi sebuah motivasi raksasa, ajakan bersatu, membantai sebuah bangsa, bahkan membuat sebuah propaganda pengetahuan, sehingga masyarakat dunia takjub bahkan membuah jauh-jauh sebuah kenyataan atau logika karena terpengaruh rangkaian kata, urutan kalimat atau intonasi-intonasi yang menggugah.

Sarana lisan yakni lidah, diharapkan memberikan tutur kata yang bermanfaat untuk kebaikan.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al Baqarah ayat 104, “Pandai-pandailah memilih kata, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, tidak juga mengundang pelecehan terhadap siapapun. Sadarilah bahwa ada rekaman untuk setiap kata yang terucap”.

Sebuah peringatan yang patut kita cermati lebh dalam, bahwa setiap ucapan itu harus betul-betul difikirkan akibatnya, mestilah kita menyaring dulu, apa yang ingin kita tuturkan, kemudian setelah ditimbang baik buruknya, barulah dikeluarkan kata-kata itu. Jika itu buat kebenaran, maka berabilah berkata-kata, namun jika hanya untuk memperluas fitnah, baiknya simpan kata itu, dan lupakan.

Masyarakat kini sudah semakin pintar, informasi juga sudah terbuka lebar. Pengetahuan datangnya dari segala penjuru, juga media tak hanya berhenti pada televise atau surat kabar, tapi sudah macam-macam, ada majalah, cyber media, juga jejaring sosial dan jurnalisme terbuka.
Ini membuat masyarakat saat ini tak bisa dibodohi lagi. Kata orang, kalau mau menangkap maling, maka pelajari perilaku maling, atau direkrut sekalian malingnya supaya bisa mengetahui seluk-beluk nyata polah tingkah maling.

Bagi para penyelenggara negara, berhati-hatilah dalam merangkai kata, karena masyarakat ingat apa yang anda perbuat. Kalaupun terlupa, maka ada yang mengingatkan.

Sekarang, bukanlah saatnya menutup-nutupi, karena sesuatu yang buruk, busuk ditutup serapi dan seindah apapun, akan tercium juga baunya. Baiknya jujur, mumpung masih banyak yang percaya, karena kejujuran adalah buah dari kalimat, hasil dari akhlak.

Tutur kata lisan yang tidak baik, atau membangun sebuah kebohongan, akan mendatangkan keburukan bagi penuturnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun