Mohon tunggu...
Budi Liem
Budi Liem Mohon Tunggu... -

Membaca, menonton, menulis, berjalan

Selanjutnya

Tutup

Money

Bakrie vs Rothschild, Bukti Bahwa Indonesia Bermartabat!

1 April 2014   17:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:13 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat siang, saya ingin sedikit membahas mengenai kembalinya Bumi Resources ke dalam tangan pribumi. Tulisan ini sebenarnya berawal saat liburan long weekend kemarin, saya iseng-iseng mencari berita-berita hangat yang sedang terjadi beberapa waktu terakhir ini. Ternyata keberhasilan Bakrie membawa pulang Bumi Resources membuat saya tertarik untuk mengulasnya.

Bakrie Group berhasil membawa pulang kembali Bumi Resources usai membayar US$ 501 juta untuk 29,2% saham Bumi Resources PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dari tangan Asia Resources Minerals (ARM). Sungguh nilai sangat besar, yang dipersiapkan oleh Bakrie Group. Perlu diketahui, ARM ini dahulunya bernama Bumi PLC, bentuk kerja sama Bakrie Group dan Nathaniel Rothschild. Usai 13 bulan lamanya, akhirnya pembayaran pun dirampungkan pada 25 Maret 2014. Terdapat dua transaksi yang terjadi. Transaksi pertama adalah pembelian kembali (buyback) 29,2 persen saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) oleh Bakrie Group senilai US$ 501 juta dari ARM. Transaksi yang kedua adalah, jual beli 23,8 persen saham ARM milik Bakrie Group kepada Samin Tan dengan unit usahanya, Ravenwood Acquisition Company Limited (RACL).

Luar biasa perjuangan Bakrie Group melawan Rothschild. Saya penasaran apa motivasi Bakrie bekerja sama dengan Rothschild, sebuah nama yang begitu tenar, dekat dengan misteri Illuminati dan lainnya (silakan dicari-cari bagi yang kurang paham, ini website dari Rothschild http://www.rothschild.com). Ternyata paman saya yang dekat dengan Bapak Aburizal Bakrie bercerita bahwa, berawal dari kerja sama agar Rothschild dapat masuk kembali ke Indonesia dan Bakrie Group dapat Go International dengan masuk ke bursa London.

Lalu mengapa berpisah? Nampaknya Bakrie Group mencium gelagat kalau Rothschild ingin menguasai Bumi Resources. Tentu saja Bakrie Group tidak ingin kehilangan salah satu aset berharga mereka begitu saja dan itu juga jauh dari mimpi mereka yang menginginkan perusahaan-perusahaan strategis Indonesia harus dimiliki oleh orang Indonesia. Hal tersebut saya ketahui juga setelah berbicara dengan paman saya yang banyak menceritakan mengenai Group Bakrie.

Ternyata ada hal menarik setelah perpisahan tersebut rampung. Telah terjadi twitwar antara Aga Bakrie dengan Nat Rothschild di Twitter yang cukup mendapat perhatian dunia (link: http://market.bisnis.com/read/20140326/192/213920/bakrie-pisah-dari-asia-resources-rothschild-bilang-pemegang-saham-dan-ditjen-pajak-rugi-puji-samin-tan). Terlihat dari tweet Aga Bakrie, tidak menunjukkan rasa takut terhadap salah satu penerus tahta keluarga yang banyak memainkan peran dalam dunia perbankan Dunia, Nat Rothschild. Terlihat Aga Bakrie membalas tweet dari Nat dengan tenang dan jelas. Sedangkan Nat Rothschild terlihat agak kesal dengan balasan dari Aga Bakrie.

Sebenarnya, Keluarga Rothschild dan para Yahudi lainnya sudah lama mengincar untuk menancapkan kuku-kuku kekuasaan lewat bisnis mereka, lebih dalam lagi di Indonesia. Perlahan-lahan mereka masuk melalui kedekatan dengan penguasa maupun melalui pengusaha-pengusaha dalam negeri yang dijadikan pion. Alasannya, negara ini cukup strategis, memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah, yang tak banyak dimiliki oleh negara lain.

Namun sayangnya perjuangan Bakrie Group untuk membawa pulang Bumi Resources terlihat biasa saja. Meskipun mereka memiliki Media Televisi dan Media Online, namun masih banyak orang yang tidak mengetahui mengenai hal ini. Melihat saat-saat ini sedang musimnya pencitraan dari berbagai pihak, mengapa mereka tidak melakukan pencitraan mengenai hal ini? Terlebih pada masa kampanye saat ini. Mungkin mereka lebih memilih untuk memberikan bukti dari ujian yang telah mereka lewati tanpa pencitraan, apalagi pencitraan dengan banyak kepentingan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun