Mohon tunggu...
Budi kenzin
Budi kenzin Mohon Tunggu... Buruh - Manusia Biasa

Bukan suasana yang harus diganti, tapi hati yang harus diperbaiki. Hati yang hidup menghidupkan suasana.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Duh, Saya Tidak Berbakat"

23 Oktober 2020   09:48 Diperbarui: 23 Oktober 2020   17:06 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sering mengalami kesulitan dalam menulis. Pada saat jari sudah berada dekat di tombol keyboard bingung mau nulis apa. Lintasan dalam pikiran banyak namun susah dituangkan dalam tulisan. Apalagi sampai menjadi sebuah karya yang ditunggu banyak orang. Aduh, rasanya cuma mimpi jika itu sampai terjadi.

Saya coba dekatkan kembali jari-jari pada keyboard. Tidak ada yang beda dari sebelumnya, masih saja kaku seperti ada yang menahan sehingga tidak bisa menekan huruf-huruf pada keyboard. Saya pikir karena masalah jemari sehingga saya tidak bisa menulis. Ternyata dugaan saya salah besar, karena jari saya tidak pernah bikin masalah hehe..

Saya coba cari tahu apa penyebabnya. Saya googling hingga sampai ke medsos untuk menelusuri lebih jauh. Ternyata masalah dalam menulis adalah karena minimnya tekad, tidak punya tujuan, dan tidak tahu manfaat menulis.

Saya pun kemabli mencari tahu kenapa menulis harus punya tekad, tujuan dan tahu manfaatnya. Dalam pencarian di medsos saya temukan postingan yang menjawab pertanyaan dalam benak saya yaitu sebuah jawaban yang menghantarkan saya pada kelas menulis.

Di sana diajarkan dasar-dasar menulis yang didalamnya memberikan motivasi agar terus menulis, memperkuat tekad, mengetahui tujuan. Saya yang kosong ilmu menulis dapat pencerahan dari kelas tersebut.

Sebelumnya saya menganggap tekad adalah urusan yang ke sekian dalam menulis. Saya cenderung menganggap bakat sebagai jalan untuk bisa menulis, hingga akhirnya saya menyimpulkan bahwa bakat adalah biang kesulitan saya dalam menulis. Buat saya anggapan tersebut tidak berlebihan karena saya sadar tidak miliki bakat. Dengan anggapan itu pula semakin hilang percaya diri untuk bisa menghasilkan tulisan apalagi sampai karya nyata.

Rupanya anggapan saya salah lagi. Dalam kelas tersebut disampaikan bahwa bakat bukan termasuk modal dalam menulis, tetapi bukan pula sebagai penghambat. Bakat tidak kemudian menghantarkan seseorang jadi penulis. Akan tetapi dengan tekad dan kemauan yang kuat seorang akhirnya bisa jadi penulis.

Bakat adalah karunia dari Yang Maha Kuasa bagi yang dikehendaki-Nya. Akan tetapi tidak semua karya tulis yang diciptakan seseorang bersumber pada bakat yang dimilikinya.

Tekad kuat menjadi sumber seseorang bisa menulis. Bakat yang tidak diiringi dengan tekad akan sulit melahirkan karya yang kuat. Orang berbakat dengan tekad kuat akan lahir karya hebat dan bermanfaat.

Pelajaran dalam kelas semakin mencerahkan saya terutama dalam kesulitan menulis. Meskipun sampai sekarang masih belum punya karya apapun dalam menulis. Tapi saya banyak tercerahkan bahwa bisa menulis adalah tentang proses, tekad, tujuan, dan kebermanfaatan. Bakat boleh tidak punya atau mungkin karena masih terpendam tetapi keyakinan, tekad dan semangat menjadi jalan hingga bisa menulis.

Saya dan mungkin sebagian dari kita butuh proses panjang hingga hasil menghampiri. Proses itu adalah perjuangan dengan kemampuan yang ada. Keinginan bisa menulis tidak semudah merebus air, tinggal tuang nyalakan api lalu tunggu hingga matang tanpa bumbu apapun. Tidak sesederhana itu kita bisa menulis. Banyak belajar, membaca, mengamati, merenungi adalah proses bisa menulis.

Saya sadar dalam menjalani proses yang tidak mudah itu, harus merelakan waktu yang mungkin biasanya digunakan untuk urusan lain. Tapi saya yakin proses yang di lalui dengan niat, tekad dan tujuan baik akan mencapai harapan terbaik, yakni bisa menulis. Seperti ungkapan yang sering saya dengar "Usaha tidak pernah mengkhianati hasil".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun